Pandemi Mereda, Geliat Warga Madiun Menjadi PMI Meningkat 300 Persen
MADIUN – Sebagai salah satu kantong pengirim pekerja migran Indonesia (PMI) padat di Jawa Timur, bahkan di Indonesia, Madiun memiliki arti tersendiri dalam dinamika pekerja migran.
Pandemi Covid-19 yang semakin melandai membuat animo warga Kabupaten Madiun menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri meningkat tajam. Tidak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai sekitar 300 persen.
Mengutip Jawa Pos Group, Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Madiun menyebutkan, sepanjang 2020 lalu tercatat hanya ada 498 pendaftar PMI. Setahun berselang, angkanya naik menjadi 539. Sementara, tahun ini –hingga Oktober- sudah mencapai 1.466 orang.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kabupaten Madiun Hengky Sukarno mengatakan, dari 1.466 calon PMI tersebut 879 di antaranya telah diberangkatkan ke negara tujuan. Sedangkan 587 lainnya sedang proses registrasi dan pelatihan.
Kendati demikian, kata Hengky, jumlah PMI tahun ini masih jauh di bawah angka sebelum pandemi. ‘’Dulu bisa lebih dari 2 ribu. Bahkan, pernah sampai 3 ribu,’’ ungkap Hengky kepada Jawa Pos Radar Caruban, Kamis (24/11/2022).
Hengky menjelaskan, PMI yang berangkat tahun ini tersebar di 16 negara tujuan di benua Asia, Amerika, dan Eropa. Dari jumlah itu, paling banyak di Taiwan, yakni 838 orang. Disusul Hongkong (472) dan Malaysia (118). ‘’Negara tujuan Timur Tengah belum buka walaupun sebenarnya banyak sekali peminatnya,’’ kata Hengky.
Dia menyebutkan, negara di kawasan Timur Tengah belum membuka keran tenaga kerja dari Indonesia lantaran belum ada perjanjian kerja sama yang jelas serta masih kurang terjaminnya regulasi terkait perlindungan para PMI.
‘’Bagi PMI yang sudah pulang, kami imbau untuk tidak konsumtif. Manfaatkan uang dari luar negeri untuk membangun ekonomi mandiri. Kalau bisa jangan kembali ke luar negeri lagi,’’ tuturnya.[]