April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pecah Rekor, Pertambahan Kasus Positif Baru di Indonesia Hampir Seribu, Separonya di Jawa Timur

2 min read
Kerumunan Warga Berbelanja (Kolase Foto Istimewa)

Kerumunan Warga Berbelanja (Kolase Foto Istimewa)

JAKARTA – Publik yang secara kontinyu menyimak tabulasi data dinamika COVID-19 di Indonesia dibuat terperangah. Pasalnya, per Kamis 21 Mei 2020, pertambahan kasus baru di Indonesia mengalami pertambahan tertinggi sejak kali pertama kasus COVID-19 diumumkan masuk dan menginfeksi di Indonesia pada 2 Maret 2020 kemarin.

Merujuk pada data yang ditampilkan COVID19.go.id, Indonesia mengalami pertambahan kasus positif baru sebanyak 973 kasus dimana 502 diantaranya terjadi di Jawa Timur.

Kondisi demikian tentu sangat mengkhawatirkan dan menjadi kekhawatiran banyak pihak. Terlebih situasi di tengah-tengah masyarakat mengindikasikan semakin jauh dari azas protokol COVID-19.

Mengutip Berita Satu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengkhawatirkan terjadinya ledakan kasus karena kesadaran masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan dari pemerintah mulai kendor.

Wakil Sekjen PB IDI, Fery Rahman mengatakan semakin tingginya penambahan kasus karena memang pemeriksaan Covid-19 makin massif di semua wilayah baik itu dengan tes cepat molekuler (TCM) maupun PCR. Semakin banyak kasus ditemukan dengan pemeriksaan tersebut.

Tetapi, menurut Fery, semakin tingginya kasus yang dilaporkan juga mengindikasikan penularan virus dari orang ke orang masih tinggi. Ini sekaligus menunjukkan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan dari pemerintah maupun pemerintah daerah untuk memutus rantai penularan belum maksimal. Kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, seperti jaga jarak, pakai masker, tidak keluar rumah jika tidak mendesak, hindari kerumunan, cuci tangan, dan lain-lainnya mulai menurun. Bahkan menjelang hari raya Idulfitri sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar-pasar dipenuhi orang yang berdesakan.

“Kepatuhan terhadap protokol kesehatan sepertinya mulai menurun, tidak seperti di awal-awal,” kata Fery, Kamis (21/05/2020).

Fery mengatakan, peningkatan kasus mulai terjadi di daerah sampai di dusun-dusun. Dari laporan kantor cabang IDI di berbagai daerah, banyak pasien yang tertular adalah mereka yang beraktivitas di kerumunan, seperti pedagang di pasar dan pembeli.

Menurut Fery, selama kepatuhan ini rendah, maka ledakan kasus akan terjadi. Ledakan kasus tentu berimbas ke pelayanan. Saat ini, menurut Fery, dari sisi kapasitas alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis cukup memadai. Demikian pula jumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Tetapi jika terjadi ledakan kasus maka bisa jadi kapasitas ini menjadi tidak memadai.

Oleh karena itu, menurut Fery, selama vaksin Covid-19 belum ditemukan, maka protokol kesehatan harus tetap dijalankan. New normal atau berdamai dengan Covid-19, bukan dimaknai sebagai bebas melakukan aktivitas dan mengabaikan Covid-19, melainkan tetap beraktivitas dengan menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak, rutin cuci tangan, dan lain-lain. []

Advertisement
Advertisement