April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Peduli Dengan Anak Almarhumah Mantan PRTnya, Majikan Bule Hong Kong Datang Ke Nganjuk

3 min read

NGANJUK – “Ibumu sudah sangat berjasa untuk keluarga kami, 14 tahun almarhumah menjaga dan ikut mendidik 2 anak kami. Karena keadaan, waktu Ibumu yang seharusnya untuk mengurus kalian, habis untuk mengurus kedua anak kami. Karena itu kami peduli, kami datang kemari ingin membalas budi, kalian harus menjadi orang sukses, sebab kedua anak kami yang diasuh oleh almarhumah Ibumu telah sukses menjadi mahasiswa yang berprestasi. Semua tidak bisa lepas dari sentuhan sehari-hari Ibumu terhadap kedua anak kami sejak masih bayi” tutur Mr Henry, seorang bule warga Hong Kong kepada Yusuf Mahmudi, anak almarhum Sri Rejeki, yang semasa hidupnya menjadi PMI Di Hong Kong bekerja di rumah tangga Mr Hendry.

“Tidak ada yang menyangka pertemuan ini terjadi, tetapi ini nyata, dan majikan almarhum Ibu benar-benar baik sekali, datang kemari melihat kondisi kehidupan kami” ungkap Yusuf kepada ApakabarOnline.com pada Minggu (05/08/2018).

Almarhumah Sri Rejeki merupakan warga dusun Mbaon Desa Tritik Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Untuk mencapai dusun mbaon, dari kota Nganjuk, Apakabar harus menembus rerimbunan hutan jati KPH Bojonegoro, sebab dusun tersebut terletak di dalam areal hutan jati.

Di tempat yang sunyi tersebut, Mr Hendry bersama Nyonya Cheryl dengan didampingi oleh PMI yang saat ini bekerja menjadi PRT di rumah tangga mereka di Hong Kong  bermaksud ingin mengunjungi kediaman mantan PRTnya yang telah 14 tahun bekerja pada mereka. Sri Rejeki mengakhiri masa kerjanya karena mengalami stroke di musim panas tahun 2017 kemarin.

Setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit, sekeluar dari rumah sakit Sri meminta kepada majikannya untuk dipulangkan saja, meskipun majikannya sebenarnya menginginkan Sri tetap di Hong Kong sampai hidupnya tidak lagi tergantung dengan kursi roda. Namun, menurut penuturan Mr Hendry, Sri ngotot ingin pulang karena tidak ingin menyusahkan keluarga Mr Hendry. Lima bulan berselang, setelah Sri Rejeki pulang ke kampung halaman pada November 2017, April 2018, Sri Rejeki meninggal dunia.

Karena komunikasi terus terbangun, kabar meninggalnya Sri Rejeki langsung terdengar di telinga majikannya. Duka keluarga Sri Rejeki di Nganjuk  juga menjadi duka keluarga Mr Hendry di Hong Kong. Karena itulah, saat pasangan suami istri ini memiliki waktu luang, mereka terbang dari Hong Kong menuju Nganjuk untuk mengunjungi kediaman almarhumah.

Hanya Yusuf yang berada di rumah, sebab adiknya Anisatul Khairiyah tidak bisa meninggalkan asrama Pondok Modern Gontor Putri Di Mantingan Ngawi.

Air matapun tumpah, saat Yusuf mengetahui kedatangan Mr Hendry berikut istrinya. Terlebih lagi, pelukan Mr Hendry kepada Yusuf sembari menyampaikan bela sungkawa dan menegaskan bahwa Mr Hendry akan mengurusi pendidikan Yusuf dan Anisa sampai keduanya menyelesaikan jenjang strata satu.

Tak banyak kalimat yang bisa diucapkan Yusuf, selain berkali-kali mengucapkan terimakasih sembari menitikkan air mata.

“Kalian harus rajin belajar, biaya pendidikan kalian kami tanggung. Nanti akan kami bayarkan asuransi pendidikan untuk kalian berdua, selain nanti setiap bulan kami akan mengirimkan subsidi uang untuk biaya kalian berdua. Kalau pendidikan kalian terlantar, kami merasa bersalah, sebab karena ibu kalian, pendidikan kedua anak kami cemerlang” tegas Mr Hendry.

Kepada ApakabarOnline.com, Yusuf yang saat ini duduk di bangku kelas 3 sebuah Madrasah Aliyah Di Rejoso Nganjuk mengaku sejak kecil bercita ingin menjadi dosen atau guru. Sepeninggal ibunya, Yusuf mengaku sempat pesimis dengan masa depan pendidikannya berikut adiknya.

“Tapi Allah Maha baik, kebaikan ibu semasa hidupnya telah menolong dan menyelamatkan saya dan adik saya. Saat ini, saya tidak ingin apa-apa, yang penting saya dan adik saya terus bisa sekolah. “ pungkas Yusuf.

Betapa fenomena kedatangan Mr Hendry ke Nganjuk  menggambarkan harmonisnya hubungan antara Sri rejeki dengan keluarga majikannya. Bukan sekedar hubungan industrial PRT dengan majikan, namun lebih dari itu, telah terbangun ikatan emosional. Luar biasa. [Asa]

 

Advertisement
Advertisement