November 21, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pekerja Migran dan Beberapa Kategori Perempuan Rawan Lainnya di Sragen Menerima Bantuan

2 min read

HONG KONG – Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sragen, menyalurkan bantuan bagi 34 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) serta Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran (KTKPM) di Kabupaten Sragen.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowatio, menyerahkan bantuan sosial secara simbolis sebesar Rp4 juta kepada PRSE, dan Rp2,5 juta untuk KTKPM, di Aula Dinsos, Rabu (30/10/2024).

“Harapan kami, uang tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk mengembangkan usaha yang ibu-ibu miliki,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yuni mengajak para ibu berbincang dan berbagi kisah sebagai tulang punggung keluarga.

Warga Plupuh, Jumiarti mengatakan, dengan uang yang akan diterima, dia ingin membeli kambing untuk diternak. Apalagi, Jumiarti telah memiliki kandang dan lahan, untuk mencari rumput sebagai pakan ternak.

Sementara itu, Kamiyem asal Kecamatan Tanon, membagi kisahnya sebagai tukang jahit dengan keterbatasan fisik.

“Saya belajar menjahit secara otodidak. Ketika kecil saya mengasuh keponakan saya yang ibunya seorang guru menjahit, saya sering melihat kelas menjahit. Jadi lama-lama bisa sendiri,” ungkapnya.

Yuni memberi masukan kepada Kamiyem agar uang yang akan diterimanya digunakan untuk membeli mesin pembuat kancing, mesin bordir, atau mesin itik, sehingga dirinya dapat menjahit secara mandiri, tanpa perlu menggunakan jasa dari penjahit lain.

Seorang ibu lainnya, Haryanti dari Kecamatan Tangen, menceritakan usaha bakso kuah dan bakso bakar yang dia geluti bersama suami.

“Saya dengan suami bergantian berjualan, karena kami punya satu anak disabilitas yang harus dijaga, dan satu anak lagi masih kecil. Jadi saya pagi hari mangkal di sekolah-sekolah, dan suami siang sampai sore hari berkeliling,” ceritanya.

Haryanti mengaku dalam sehari mereka mendapatkan keuntungan rata-rata Rp90 ribu.

“Saya ingin membeli gerobak lagi, agar tidak perlu bergantian berjualan dengan suami,” ujarnya.

Mendengar cerita inspiratif para perempuan tersebut, Yuni berpesan agar para ibu hebat ini tidak menganggap tanggung jawab mengelola keluarga sebagai sebuah beban.

“Ibu-ibu, ketika sudah memiliki ketetapan hati untuk membantu perekonomian keluarga dengan ikhlas, anggaplah bahwa ini adalah amanah dari Allah untuk mendampingi suami, dalam memenuhi kebutuhan keluarga dengan penuh kebanggaan,” pesannya. []

humas prov Jateng

Advertisement
Advertisement