Pekerja Migran Indonesia Paling Banyak Perempuan

JAKARTA – Kepala BP3MI NTT Suratmi Hamida, S.Sos., mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, sebanyak 3.212 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTT telah ditempatkan secara resmi di luar negeri, dengan mayoritas berasal dari Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Timur, Kupang, dan Belu. Sebagian besar dari mereka (91%) bekerja di Malaysia, dan 95% di antaranya adalah perempuan.
BP3MI NTT mencatat bahwa dalam lima tahun terakhir, telah menangani 2.716 kasus PMI bermasalah, dengan 98% merupakan PMI ilegal. Penegasan tersebut disampaikan Kepala BP3MI NTT Suratmi Hamida, S.Sos., pada kegiatan penerangan hukum bertema “Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang ”Peran Kejaksaan dan Masyarakat”, Rabu (19/2/2025), di Kantor Camat Amarasi Timur, Kabupaten Kupang.
“Mayoritas kasus terjadi di Malaysia, dengan jenis kasus tertinggi meliputi: 63,5% PMI terkendala (kehilangan kontak, tidak memiliki dokumen lengkap, dan lainnya.), 22,8% PMI meninggal dunia, 3,2% PMI mengalami sakit serius dan 1,9% permasalahan gaji,” ujar Suratmi Hamida, S.Sos.,
Selain itu, tren pemulangan ibu dan anak PMI juga meningkat, dari 65 kasus pada 2022 menjadi 83 kasus hingga Agustus 2024. Tantangan besar lainnya adalah masalah identitas kependudukan anak-anak yang lahir di luar negeri tanpa dokumen resmi, yang berdampak pada akses mereka terhadap pendidikan dan layanan kesehatan di Indonesia.
“BP3MI NTT terus menggalakkan Program “5 SIAP”, yaitu Siap Fisik dan Mental, Siap Bahasa, Siap Keterampilan, Siap Dokumen, dan Siap Pengetahuan Negara Tujuan guna memastikan migrasi yang aman dan legal,” katanya lagi. []
Sumber RRI