April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pekerjaan – Pekerjaan yang Sangat Baik Menurut Rasulullah

2 min read

JAKARTA – Bekerja mencari nafkah adalah sunnatullah dan para Nabi juga melakukannya. Imam Ahmad dalam satu hadis meriwayatkan, siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah.

Lalu profesi apakah yang terbaik menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Jawabannya ada tiga yaitu: ziroo’ah, shinaa’ah dan tijaaroh. Melansir Sindonews.com, ketiga profesi ini dinukil dari Kitab Hasyiyah Al-Bujairimi ‘alaa Al-Khatib.

Ketahuilah, sebaik-baik pekerjaan adalah:

  1. Ziroo’ah yaitu pekerjaan seperti bertani, berkebun, dan semacamnya.
  2. Shinaa’ah seperti pertukangan, keterampilan tangan dan semacamnya. Contoh lain pekerjaan dengan tangan sendiri yaitu bercocok tanam, kerajinan, mengolah kayu, pandai besi, menjahit, termasuk tukang sol sepatu dan lainnya.
  3. Tijaaroh yaitu berdagang atau berniaga. Selain bekerja dengan tangan sendiri, Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan bahwa mata pencaharian yang terbaik adalah jual beli yang mabrur.

 

Mengutip Pikiran-rakyat.com, dalam Subul As-Salam (5:8), Ash-Shan’ani mengatakan, yang dimaksud jual beli yang mabrur adalah jual beli yang tidak ada sumpah dusta sekedar untuk melariskan dagangan, begitu pula tindak penipuan.

Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya’ ‘Ulumiddin berkata: “Hendaknya bagi seseorang yang berprofesi sebagai tukang dan pedagang, dengan pekerjaannya ia niatkan untuk melaksanakan fardlu kifayah. Karena jika macam-macam pekerjaan itu ditinggalkan, hilanglah penghidupan di muka bumi dan musnahlah semua makhluk.

Dan jika semua orang bekerja dalam satu bidang pekerjaan saja, maka pekerjaan yang lain akan terbengkalai, dan rusaklah kehidupan di muka bumi.

Karena inilah, Rasululllah bersabda: “Perbedaan di kalangan umatku merupakan rahmat”, bisa diarahkan maknanya menjadi: “Perbedaan di kalangan umatku dalam semangat mereka terhadap berbagai macam pekerjaan, merupakan rahmat”.

Dalam riwayat lain: “Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak.” (Mutafaq ‘Alaih).

Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah SAW bertemu dengan Sa’ad Bin Mu’adz Al-Anshary dan bersalaman, Beliau merasakan telapak tangan Sa’ad yang kasar dan kering. Sa’ad Bin Mu’adz Al-Anshari memang tidak begitu dikenal. Namanya tidak sepopuler Abdurrahman bin ‘Auf, saudagar kaya yang dermawan.

Rasulullah bertanya apa sebabnya. Sa’ad menjawab: “Saya membajak tanah untuk keluarga saya Ya Rasulullah”. Mendengar jawaban itu, Rasulullah mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz dan berkata: “Inilah tangan yang tak akan disentuh api neraka”.

Sahabat lain yang tangannya pernah dicium Rasulullah yaitu Mu’adz bin Jabal. Suatu ketika Rasulullah merasakan tangan sahabat Mu’adz bin Jabal begitu kasar dan tebal ketika bersalaman. Rasullullah bertanya kepada Mu’adz dan ia menjawab bahwa tangannya kasar karena ia gunakan untuk bekerja keras mencari nafkah. Tangan yang kasar dan keras itu kemudian dicium Rasulullah dan bersabda: “Kedua tangan ini tidak akan disentuh api neraka!” []

Advertisement
Advertisement