December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pelajaran Berharga Di Balik Panggung Pentas Percil dan Yudho

5 min read

HONG KONG – “Pagelaran itu sempat berlangsung selama satu sesi, setelah pihak imigrasi Hong Kong sebanyak 10 orang menunggui sejak pagi. Bahkan saat masuk di Hong Kong pada tanggal 2 Februari, kedua orang seniman tersebut tidak bermasalah di pintu imigrasi bandara Hong Kong. Namun, usai sesi pertama digelar, petugas imigrasi Hong Kong disamping mengamankan panitia, juga membawa kedua seniman tersebut untuk diinterograsi terkait dengan legalitas keimigrasian dari terselenggaranya acara yang melibatkan warga asing di Hong Kong” begitulah inti dari penjelasan yang diberikan oleh Andys, selaku panitia penyelenggara konser “Guyon Jowo maton Bersama” yang mendatangkan dua orang seniman komedi Cak Percil dan Yudho pada Minggu 4 Februari kemarin.

Insiden tersebut sempat menjadi viral di sosial media, terlebih lagi sampai dengan siang hari ini sejak peristiwa penangkapan tersebut terjadi, Andys tidak bisa dihubungi oleh siapapun. Setelah menunggu lebih dari 12 jam, akhirnya, ApakabarOnline.com terhubung dengan Andys dan mendapat keterangan yang gamblang mengenai insiden tersebut.

Berikut kutipan wawancara jurnalis ApakabarOnline.com dengan Andys Siang tadi :

Inisial  (AK : ApakabarOnline.com, AN : Andys)

AK : Bagaimana persisnya kronologi insiden penangkapan yang tersiar disosial media kemarin siang ?

AN : Awalnya tidak ada apa-apa, kedatangan mereka di Hong Kong sudah sejak tanggal 2 kemarin, saat masuk Hong Kong juga tidak ada masalah. Giliran acara yang dimulai jam 10 berlangsung, petugas imigrasi datang jam 12:40 sebanyak 10 orang. Mereka sebenarnya mengikuti acara tersebut dari jam 10, memantau acara kita ini untuk bahan wawancara nanti. Jam 12:40 itu mereka menghubungi pengelola gedung, lalu minta dipertemukan dengan panitia.

AK : Ketika petugas masuk menjadi penonton, panitia ada yang tahu gak ?

AN : Gak ada yang tahu. Jadi intinya mereka sudah ada didalam ruangan, dan sepertinya membawa penterjemah, sehingga mereka tahu pasti apa yang terjadi selama acara itu. Itu yang oleh mereka dijadikan sebagai bukti saat mengointerograsi saya sampai jam 1 malam tadi.

AK : Setelah dilakukan penangkapan, bagaimana selanjutnya dengan acara tersebut ? Bubar, atau bagaimana ?

AN : Setelah saya dan artisnya dibawa, banner dicopot. Tapi atas ijin imigrasi, acara boleh terus dilakukan sampai jam sewa gedung habis. Jadi sesi kedua, diisi dengan tausiyah. Hanya saja, bannernya dicopot, dibawa ke imigrasi sebagai bukti. Kebetulan ada satu orang lagi yang tidak ikut terciduk, yang bisa ngisi tausiyah. Meskipun sebenarnya, acara tausiyah tersebut tidak ada dalam rencana, berhubung terjadi insiden penangkapan, akhirnya untuk mengisi sesi kedua diisi dengan acara itu.

AK : Pertanyaan apa saja yang ditanyakan petugas ?

AN : Ada 4 pertanyaan, yang mewakili 4 pasal yang dituduhkan ke saya sebagai pelanggaran. Apakah kamu tahu kalau kamu sudah membawa pelancong untuk perform disini tanpa ijin, Apakah kamu tahu sebagai domestic helper tidak boleh melakukan pekerjaan lain diluar kontrak yang telah kamu tanda tangani dengan majikanmu itu, apakah kamu tahu, bahwa menyewa gedung dengan mendatangkan orang asing itu sudah melanggar, apalagi memperkerjakan mereka.

Seniman dan Panitia Pentas “Guyon Jowo Maton Bersama” Diciduk Imigrasi, Begini Pesan Konjen Tri

AK : Apakah ada banttuan hukum yang mendampingi anda bertiga ?

AN : Tidak, saya menghadapi sendiri dan menjawab sendiri.

AK : Bagaimana dengan pertanyaan yang diajukan ke Percil dan Yudho ?

AN : Saya tidak tahu, sebab saat di interograsi, kita diruangan sendiri-sendiri.

AK : Bagaimana nasib Percil dan Yudho sekarang ?

AN : Mereka sampai sekarang masih ditahan di Imigrasi. Sebab kata petugas imigrasi, dikhawatirkan selesai mengisi acara itu, mereka ada misi lain, bekerja atau apa. Pemeriksaannya lebih detail, bahkan uang, cincin, atau apalah semuanya lebih detail. Tidak seperti saat memeriksa saya yang hanya dokumen saja.

AK : Bagaimana komunikasi anda dengan kedua seniman tersebut setelah diciduk imigrasi ?

AN : Saya tidak bisa lagi berkomunikasi, mereka dijaga ketat, ke kamar mandi saja mereka dikawal ketat. HP mereka juga di tahan. Saya saja kemarin baru boleh pegang HP setelah selesai dilakukan pemeriksaan.

AK : Selama dilakukan pemeriksaan, bagaimana sikap imigrasi Hong Kong ?

AN : Mereka sopan, ramah, kita mau makan apa juga ditanya. Mereka tetep respek dengan  kebutuhan kita. Kita kedinginan juga diambilkan selimut. Asal kita tidak berbelit belit. Tapi kalau kita berbelit-belit, ya pasti akan disikapi dengan nada tinggi.

AK : Keputusan apa yang diberikan oleh Imigrasi untuk Andys ?

AN : Belum tahu, pemeriksaannya sudah selesai, saya disuruh pulang ke majikan, tapi saya dikasih surat oleeh imigrasi yang intinya saya menjadi tahanan luar selama satu bulan. Dan nanti saya harus ke imigrasi lagi pada tanggal 2 bulan depan. Jadi apakah kan dideportasi, dipenjara, itu baru ttahu nanti bulan depan. Jadi kalau saran pak Andry (Konsul Imigrasi KJRI Hong Kong) itu katanya gak papalah, ikuti aja arahan mereka.

AK : Jadi Andys sudah ngasih tahu KJRI, apa saran KJRI ?

AN : Sudah. Sarannya suruh mengikuti saja apa yang diperintahkan mereka. Jadi sepertinya ada yang mengabarkan ke KJRI tentang penangkapan saya ini sebelum saya sempat memberitahu KJRI.  Jadi, Mbak Nur dan Mbak Nurul itu yang menghubungi. Karena posisinya saya tidak bisa pegang HP. Baru pagi ini saya bisa merespon informasi yang masuk ke HP saya. Seharusnya kemarin saya harus menghunungi KJRI, biar kalau ada apa-apa diketahui sejak awal, tapi berhubung keadaan, HP saya ditahan, akhirnya mereka yang memberitahukan duluan.

AK : Sempat bertanya ke Imigrasi gak, tentang apa ending keputusannya untuk Andys dari Imigrasi Hong Kong ?

AN : Sempat, tapi jawabannya, tunggu selama sebulan ini. Nanti apakah kamu akan ada denda atau sangsi lainnya, keputusannya tunggu nanti, keputusan hakim. Tapi yang jelas imigrasi Hong Kong bilang akan membantu saya menyampaikan kepada hakim, bahwa selama acara yang diselenggarakan kemarin berlangsung, saya benar-benar tidak tahu kalau saya melanggar hukum. Dan saya juga dikasih tahu, harus berbicara ke Hakim, bahwa sekarang yang saya lakukan kemarin itu melanggar hukum. Dan lain kali tidak akan seperti itu lagi. Itu nasehat imigrasi Hong Kong ke saya.

AK : Terkait dengan tiket pulang Percil dan Yudho, bagaimana ?

AN : Seharusnya pulangnya hari ini jam 9. Sebelum keluar dari imigrasi saya sempat bertanya ke petugas imigrasi bagaimana kedua teman saya tadi. Seharusnya sesuai tiket mereka besok pagi harus pulang. Tapi jawaban imigrasi, kamu tidak usah khawatir, nanti kita akan memulangkan mereka. Mereka harus menginap disini dulu karena kami belum selesai menjalankan pemeriksaan. Yang pasti mereka aman disini, cukup makan, tempat beristirahat juga aman, karena besok akan dilanjutkan pemeriksaan.

AK : Bagaimana respon majikan Andys ?

AN : Kemarin saya sempat dibawa pulang ke rumah majikan untuk mengambil dokumen paspor dan kontrak kerja saya dengan dikawal 5 Polisi. Majikan saya diinterograsi. Saya juga terbuka dengan majikan saya kalau saya punya kegiatan ini, menyelenggarakan ini,, bergerak di bidang ini, saya selalu cerita. Mereka menginterograsi majikan saya, selama ini kerja saya bagaimana, hari apa libur saya, apa kegiatan saya dan lain sebagainya. Sekitar 1 jam interview sama majikan.

Bukan Hanya Ustad, Seniman Asingpun Kalau Masuk Hong Kong Tanpa Ijin Akan Di Tangkap

Pelajaran berharga dari insiden yang ini, menurut Andys adalah siapapun orang asing yang datang ke Hong Kong, baik itu ustadz, seniman, motivator bisa ditangkap. Menurut pengakuan Andys diakhir wawancara, dia mengajak kepada seluruh teman-teman, terutama yang memiliki organisasi, kalau mau mengadakan acara yang baik dan benar itu seperti apa, belajarlah dari kejadian ini.

Usai peristiwa ini, Andys mengajak seluruh komunitas pekerja migran di Hong Kong untuk mematuhi prosedur saat menyelenggarakan acara apapun, utamanya yang melibatkan kedatangan orang-orang dari luar Hong Kong. Disamping itu, legalisasi Organisasi pekerja migran di Hong Kong juga sangat penting artinya demi legalitas dimata hukum Hong Kong. Sebab, Andys melihat, sebagian besar organisasi pekerja migran di Hong Kong tidak mengantongi lisensi.

Andys sempat menyesalkan, beredarnya pemberitaan perihal peristiwa ini tanpa mengkonfirmasi, sebab bagaimanapun juga akurasi informasi hanya dari Andys sebagai sumber utama. [Yuni]

Advertisement
Advertisement