PELATIHAN ’LEADERSHIP’ IOM BEKAL MENGELOLA ORGANISASI
2 min readJORDAN – International Organization for Migrant (IOM) mengadakan pelatihan kepemimpinan (leadership) bagi pekerja migran Indonesia (PMI), Minggu (12/11) di Yaumatei Carpark Bldg, 250 Shanghai Street Kowloon. Kegiatan dihadiri Nurul Qoiriah selaku Head of Sub Office IOM Hong Kong SAR, peneliti buruh migran Beny Hari Juliawan SJ, dengan peserta pelatihan yang terdiri dari perwakilan beberapa organisasi di Hong Kong.
Dalam suasana rileks dan penuh kekeluargaan, Beny memberikan wawasan dengan menayangkan film pendek tentang bagaimana perjuangan seorang PMI sejak mengawali bekerja di luar negeri. Mulai dari mempertahankan harga diri, penerimaan upah yang di bawah standar (underpayment), pelecehan seksual, dan masih banyak lagi perjuangan yang sering terjadi sampai sekarang.
Beny, yang akrab disapa Romo, saat ini sedang belajar di salah satu universitas di Hong Kong dan sedang melakukan riset tentang buruh migran. Selain paparan, kegiatan juga diselingi dengan tanya jawab seputar topik permasalahan yang dihadapi peserta dalam berorganisasi.
Romo Beny menceritakan, dirinya sudah biasa bergaul dengan pekerja migran dan kelompok pemerhati isu PMI, di Indonesia maupun di tempat lain. Tetapi sesampai di Hong Kong, ia tercengang, lantaran banyak hal yang tidak ia ketahui dan membuatnya terheran-heran. Heran yang positif.
Suatu kali, Romo Beny menemui salah satu PMI yang sedang berjuang untuk mencari uang di hari libur. Uang tersebut bukan hanya untuk kepentingan organisasi dan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk membangun mushola dan memberikan beasiswa bagi anak tidak mampu di Indonesia.
”Ada PMI yang sampai mendatangkan pete dari Indonesia untuk dijual di Hong Kong. Saya kira masyarakat Indonesia harus tahu bahwa PMI adalah warga negara yang aktif dan peduli. Ini oleh-oleh yang akan saya bawa pulang nanti,” ujarnya.
Nurul Qoiriah mengatakan, pelatihan kepemimpinan ini diselenggarakan dengan tujuan melakukan penguatan kapasitas bagi organisasi PMI. ”Kita tahu, ada begitu banyak organisasi di Hong Kong. Untuk menggerakkan dan mengelola roda organisasi, pemahaman tentang kepemimpinan tentu sangat diperlukan,” kata Nurul.
Dalam waktu dekat, lanjut Nurul, pihaknya akan menggelar pelatihan tentang masalah hukum/legal, juga diperuntukkan bagi organisasi-organisasi buruh migran, baik dari Filipina maupun Indonesia. ”Ini yang akan menjadi fokus kita dalam penanganan dan pencegahan human trafficking,” ujarnya. [emma]