Penempatan PMI Sektor Formal Akan Ditingkatkan untuk Tekan Pengangguran Terbuka
MATARAM – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPK) di NTB periode Februari tahun 2022 sebesar 3,92 persen. Jumlah ini turun sebesar 0,05 persen poin jika dibandingkan Februari tahun 2021.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB menilai angka ini masih kecil penurunannya. Sebab pada Februari 2022, sebanyak 2,02 juta orang masih bekerja pada sektor informal atau 75,67 persen.
“Ini masih kecil, karena yang ingin kita lirik ke depan untuk PMI (pekerja migran Indonesia) adalah sektor formal. Artinya sektor informal ini harus dikurangi,” ucap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB I Gde Putu Aryadi, Selasa (17/05/2022).
PMI NTB yang diberangkatkan ke luar negeri, kata dia, haruslah yang memiliki skill atau kompetensi dasar cukup bagus. “Seperti perawat, pertukangan contoh di sektor formal,” tambahnya.
Sementara untuk di dalam daerah, pihaknya terus menggiatkan penyerapan tenaga kerja di sektor pengolahan industri dan sektor UMKM. Dengan membekali calon tenaga kerja berupa skill untuk mampu membuka lapangan kerja secara mandiri dan menyerap lapangan kerja.
“Saya lihat trennya ini naik, lapangan usaha perdagangan mampu menyerap tambahan tenaga kerja sebanyak 26,28 ribu orang (data BPS NTB bulan Februari 2021-Februari 2022,red),” jelas mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika NTB ini.
Bila mengharapkan penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan besar, kata dia, tergantung pada investasi. Meski saat ini masih dibangun secara bertahap, maka sekarang ini adalah mendorong penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan dan UMKM.
“Makanya program kami sekarang dikolaborasikan, kami siapkan SDM (sumber daya manusia, red) dikolaborasikan dengan industri dalam program pemagangan,” terangnya.
Menurutnya, program pemagangan tenaga kerja pada kedua sektor ini paralel dengan tren pertumbuhan lapangan usaha baik industri dan UMKM.
“Inilah yang saya sebut Pepadu Plus (pelatihan dan pemberdayaan tenaga kerja terpadu plus). Dunia industri yang lebih tahu kebutuhannya melalui rekrutmen pemagangan,” tandas Aryadi. []
Sumber JPNN