Pengarusutamaan Gender PMI Jadi Fokus Perhatian

JAKARTA – Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Kendari terus berupaya meningkatkan perlindungan dan pengarusutamaan gender bagi pekerja migran, khususnya perempuan. Hal ini menjadi perhatian utama mengingat kerentanan yang seringkali dihadapi oleh pekerja migran perempuan, terutama dalam sektor informal.
Kepala Bidang Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Kendari Wawan Astanto kepada RRI menjelaskan , pihaknya telah melakukan berbagai upaya mendukung pekerja migran yang bekerja di luar negeri. Salah satunya menjalin kerjasama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia BP2MI untuk penjemputan dan fasilitas bagi para pekerja migran.
“Kami menyadari pentingnya memberikan perlindungan maksimal bagi pekerja migran, terutama perempuan. Melalui kerjasama dengan BP2MI, kami berupaya memastikan mereka mendapatkan hak-haknya dan terhindar dari berbagai permasalahan,” ujar Wawan.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga tahun 2025, tercatat 13 orang pekerja migran asal Kota Kendari bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga . Selain itu, pada tahun sebelumnya tercatat 12 orang pekerja namun satu diantaranya , terdapat seorang perempuan asal Kota Kendari berhasil bekerja sebagai pramugari di maskapai penerbangan Qatar Airways . Wawan menambahkan, faktor ekonomi menjadi alasan utama pekerja migran asal kota Kendari , memilih untuk bekerja di luar negeri. Meskipun harus meninggalkan keluarga, mereka berharap dapat meningkatkan taraf hidup dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi keluarga mereka.
“Kami memahami bahwa keputusan untuk bekerja di luar negeri bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, kami terus berupaya memberikan informasi dan pelatihan yang memadai bagi calon pekerja migran agar mereka siap menghadapi tantangan di negara tujuan,” jelasnya.
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Kendari juga memberikan perhatian khusus pada pengarusutamaan gender dalam program pelatihan dan pemberdayaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing perempuan di pasar kerja global, serta memastikan mereka mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Dengan adanya pengarusutamaan gender, pekerja migran asal kota Kendari dapat lebih berdaya saing dan mandiri. []
Sumber RRI