Per Oktober 2025, Bencana Alam di Indonesia Terjadi Lebih dari 2.500 Kali
JAKARTA – Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per tanggal 15 Oktober 2025, Indonesia mengalami 2.590 kejadian bencana alam sepanjang 2025.
Bencana alam ini didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebesar 99,03% dan bencana geologi 0,97% yang meliputi banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), longsor, hingga kekeringan.
Data ini menunjukkan bahwa Indonesia masih rentan terkena bencana alam, sehingga diperlukan antisipasi dan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang terjadi di penghujung tahun.

Menurut data BNPB, bencana alam dengan kejadian terbanyak merupakan banjir dengan total 1.287 kejadian selama Januari-Oktober 2025. Selanjutnya, sebanyak 539 cuaca ekstrem yang melanda beberapa di wilayah di Indonesia juga turut menambah jumlah kejadian bencana alam sepanjang 2025. Adapun cuaca ekstrem meliputi hujan deras, angin kencang, serta suhu udara yang panas.
Di posisi ketiga, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tercatat sebanyak 475 kejadian. Selanjutnya, bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor juga sering terjadi dengan jumlah 188 kejadian, disusul dengan kekeringan sebanyak 30 kejadian.
Selain itu, bencana alam tektonik seperti gempa bumi terjadi sebanyak 20 kali, diikuti dengan gelombang pasang dan abrasi sebanyak 15 kejadian. Adapun bencana alam vulkanik berupa erupsi gunung berapi terjadi sebanyak empat kali.
Di posisi terakhir, tsunami menjadi bencana alam dengan kejadian paling sedikit, yaitu hanya sekali. Bencana ini terjadi di sepuluh wilayah di bagian timur Indonesia pada Juli 2025.
Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan, tsunami ini diakibatkan oleh gempa di Rusia yang terdeteksi di sejumlah wilayah di Indonesia.
“Hasil monitoring terhadap peralatan tsunami gauge kami mencatat sembilan tate gate yang berkaitan dengan daerah yang kami sebut adanya potensi tsunami dengan ancaman waspada kurang dari setengah meter,” ujarnya dilansir Kompas, Rabu (30/7).
BMKG Imbau Peningkatan Curah Hujan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah seperti Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua, serta sebagian Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi. Kondisi ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana alam seperti banjir, genangan, hingga longsor yang dapat terjadi di penghujung tahun 2025.
Mengutip dari laman resminya, BMKG menjelaskan bahwa kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal yang berada dalam kondisi labil dan mendorong terbentuknya awan konvektif. Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan intensitas hujan, dari yang ringan hingga lebat.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk menjaga saluran drainase agar tidak tersumbat serta rutin memantau informasi cuaca terkini dari BMKG. []
Sumber : Good Stats
