Pertambahan Angka Positif COVID-19 Masih Tinggi, Pemerintah Inginkan 20 Ribu Ter Per Hari
JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengumumkan 703 kasus konfirmasi positif baru covid-19. Dengan demikian, total seluruh kasus di Indonesia sampai pukul 12.00 WIB hari ini mencapai 29.521 orang.
Dia menjelaskan, penambahan tertinggi terjadi di lima daerah. Jawa Timur bertambah 141 orang, DKI Jakarta bertambah 76 orang, Kalimantan Selatan 71 bertambah orang, Jawa Tengah bertambah 58 orang, dan Sulawesi Selatan bertambah 54 orang.
Sementara itu, ada 19 provinsi yang angka kenaikannya di bawah 10 kasus. Kemudian ada 3 provinsi yang hanya melaporkan kenaikan 2 kasus baru, ada 4 provinsi yang melaporkan 1 kasus baru, dan ada 6 provinsi yang tidak ada kasus baru.
“Ini sesuatu yang menggembirakan karena ini adalah menggambarkan tentang kondisi masyarakatnya yang sudah mulai bisa menerapkan kriteria aman dari covid-19 dengan melaksanakan protokol kesehatan dengan cara yang baik,” kata Yurianto dalam telekonferensi yang disiarkan akun YouTube BNPB Indonesia, Jumat (5/6).
Seluruh kasus yang diumumkan hari ini merupakan hasil pemeriksaan dari 13.333 spesimen. Adapun jumlah akumulasi spesimen yang sudah diperiksa mencapai 380.973.
Kemudian kasus sembuh bertambah 551 orang, totalnya menjadi 9.443. Kasus sembuh di Jawa Timur bertambah 118 orang, DKI Jakarta sebanyak 144 orang, Banten dan Jawa Barat masing-masing bertambah 45 orang, Sumatera Barat 21 orang, Papua Barat bertambah 17 orang, dan Kalimantan Barat 15 orang.
“Kemudian kasus meninggal 49 orang, sehingga totalnya menjadi 1.770. Sudah 420 kabupaten/kota yang sekarang terdampak di 34 provinsi,” ujar Yurianto.
Selanjutnya ada 49.320 orang pemantauan (ODP) sampai hari ini, sementara pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.592 orang. Yurianto menegaskan pemerintah ingin meningkatkan target pemeriksaan sebanyak 20.000 spesimen per hari.
“Target kita untuk mengejar terus sampai dengan 20.000 ini akan selalu kita upayakan dengan sungguh-sungguh dan kami semakin memperbaiki sistem pelaporan yang dilakukan oleh seluruh laboratorium yang menyelenggarakan pemeriksaan,” ungkapnya.
Menurut dia, target itu memungkinkan karena laboratorium dan sarana pendukung lainnya sudah cukup dan tersebar di banyak tempat di seluruh Indonesia. Sebanyak 66 mesin tes cepat molekuler pun sudah diaktifkan.
Diharapkan ke depannya jarak antara rumah sakit yang membutuhkan pemeriksaan dengan laboratorium yang mampu memeriksa dapat semakin diperpendek.
“Ini menjadi salah satu tulang punggung kita,” kata dia. []