Pilunya Hidup Mbah Srinah, Nenek Sebatangkara yang Tinggal di Gubug Derita
SEMARANG – Di samping sebuah gubuk yang terbuat dari bambu, Mbah Srinah (66) terlihat jongkok di dekat tungku kecil dari batu bata. Hari itu, ia sedang memasak bubur merah dan putih untuk memperingati pergantian tahun hijriah.
Sepanjang mata melihat, gubuk itu dikelilingi pohon pisang yang nyaris menutupi tempat mungil tersebut, sehingga dari kejauhan terlihat samar. Namun, lokasi yang ditempati Mbah Srinah merupakan perkebunan milik warga Desa Tunjungrejo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.
Di sana, perempuan itu biasa tinggal di dua tempat yang jaraknya berdekatan. Siang hari, ia mengaku tinggal di gubuk dan malam harinya tidur di rumah kecil dengan ukuran sekitar 4X6 meter. Rumah itu tampak berdinding kalsiboard, sedangkan lantainya masih berupa tanah.
Sementara untuk gubuk yang biasa ditinggali siang hari, bangunannya berbentuk panggung. Di dalam gubuk berukuran 2X1,7 meter itu terlihat ada kasur, bantal, dan beberapa pakaian lusuh milik Mbah Srinah.
“Kalau malam tidur di rumah Barat (sambil menunjuk), kalau di sini nggak berani. Tapi kalau siang di sini. Masaknya di sini,” ungkapnya saat ditemui, , Rabu (19/07/2023).
Tanpa diminta, ia pun bercerita kalau suaminya sudah meninggal lebih setahun lalu. Ia yang mengaku memiliki dua anak dan semuanya sudah berumah tangga itu mengatakan, dirinya sudah bertahun-tahun tinggal di tempat tersebut.
Ia mengungkap alasan dirinya lebih memilih tinggal di tempat itu, karena tidak enak bila ikut anaknya yang sudah berumah tangga. Saat ini, kedua anaknya sudah tinggal di luar daerah, salah satunya di Jepara. Namun, mereka tak mau tinggal di Tunjungrejo.
“Mboten purun teng mriki, teng mriko mpun nde omah loro (Tak mau di sini, di sana sudah punya dua rumah), ungkapnya sambil menahan tangis.
Ia pun mengaku kalau setiap hari bisa makan. Bahkan, Mbah Srinah bercerita kalau uang yang ia pegang disimpannya dengan baik untuk belanja. Bantuan dari pihak desa untuknya, juga tidak terlewat. Ia mengaku Pemerintah Desa (pemdes) sudah baik memerhatikannya.
“Dapat, Pak, dibantu. Pak Bayan itu baik banget, Pak Ali (kades) juga,” ucap Mbah Srinah. []
Sumber Beta News