PMI Diingatkan Agar Selalu Menyisihkan Gaji untuk Usaha Produktif Saat Purna Nanti
2 min read
JAKARTA – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin mengajak para pekerja migran Indonesia untuk lebih bijak dalam mengelola penghasilan dan tidak menggunakan hasil jerih payah di luar negeri hanya untuk kebutuhan konsumtif.
Hal itu disampaikan Menteri Mukhtarudin saat memberikan sambutan dalam acara Launching Buku Saku Edukasi Keuangan Pekerja Migran Indonesia dan Keluarga, hasil kolaborasi antara Kementerian P2MI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI), di Puri Ardhya Garini, Jakarta pada Senin (10/11/2025).
Menteri Mukhtarudin mengatakan, peluncuran buku saku ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengedukasi agar para pekerja migran mampu mengelola keuangannya secara bijak dan aman.
“Buku saku ini sebagai panduan, sebagai acuan bagi para pekerja migran Indonesia agar lebih bijak menggunakan keuangannya. Jadi diajari ilmunya, bagaimana menggunakan keuangan yang bijak itu seperti apa,” ujar Menteri Mukhtarudin.
Dia mengungkapkan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sekitar 70 persen pendapatan pekerja migran masih digunakan untuk konsumtif, seperti gaya hidup dan kebutuhan non-primer. Oleh karena itu, pemerintah ingin mengubah pola tersebut agar gaji pekerja migran dapat dialokasikan untuk hal-hal yang produktif dan berjangka panjang.
“Kita ingin mereka tidak konsumtif, tidak hanya untuk gaya hidup atau kebutuhan yang tidak primer. Tapi disisihkan untuk hal-hal yang produktif, seperti investasi,” tegasnya.
Menteri Mukhtarudin menyarankan salah satu bentuk investasi yang aman adalah dengan pembelian emas, baik melalui Pegadaian maupun platform resmi lain yang diawasi oleh otoritas keuangan.
“Ada banyak pilihan investasi yang bisa diambil. Misalnya beli emas di Pegadaian, atau melalui Bursa Efek Indonesia kalau mau investasi di saham. Semua itu bisa jadi cara bagi pekerja migran untuk menyimpan hasil kerjanya dengan aman dan bernilai,” jelasnya.
Menteri Mukhtarudin menambahkan, Kementerian P2MI bersama Bank Indonesia juga sedang menyiapkan sistem remitansi yang lebih efisien dan aman agar pengiriman uang dari luar negeri bisa dilakukan melalui layanan dalam negeri.
“Selama ini pengiriman uang pekerja migran masih banyak menggunakan sistem keuangan internasional, dan ada biaya pengiriman yang cukup besar. Ke depan, BI sudah menyiapkan mitra agar transaksi bisa dilakukan lewat sistem kita sendiri, lebih cepat, aman, dan murah. Dengan begitu, uangnya kembali ke dalam negeri, bukan ke pihak jasa pengiriman luar negeri,” paparnya.
Melalui edukasi keuangan dan panduan dalam buku saku tersebut, diharapkan pekerja migran Indonesia dapat memahami pentingnya menabung, berinvestasi, dan menghindari gaya hidup konsumtif, baik bagi dirinya sendiri maupun keluarganya di Tanah Air. []
