PMI Hong Kong Asal Kediri, Pulang Bukan Untuk Suami Dan Anaknya, Tapi Untuk Seorang PL PJTKI Yang Usianya Masih Muda
MAGETAN – “Saya tahunya kalau istri saya mau pulang tgl 30 kemarin itu dari akun facebook barunya. Di akun yang tidak berteman keluarga, istri saya menunjukkan foto packing koper, paspor dan tiket tertanggal 30 Desember tujuan Juanda” tutur H kepada Apakabaronline.com.
Sudah 2 taahun terakhir, rumah tangga H diakuinya tidak harmonis. H sendiri tidak tahu pasti apa penyebab istrinya sering marah dan ngambek mendiamkan H tanpa pernah berkomunikasi. Sedangkan selama ini, H merasa tidak pernah sekalipun minta uang dari istrinya, tidak pernah sedikitpun mengekang istrinya.
AS (32) istri H suudah 4 ttahun belakangan bekerja dii Hong Kong setelah sebelumnya saat masih bujang juga peernah bekerja di negeri beton tersebut. Keberangkatan AS sebenarnya kurang berkenan di hati dan pikiran H lantaran, jika mau bersabar, bangunan pondasi ekonomi yang diinginkan AS bisa terpenuhi dengan bekerja di kampung halaman mereka Kediri Jawa Timur. Namun karena AS menginginkan lebih dan H tidak sanggup memenuhi keinginan diluar kewajaran tersebut, akhirnya H harus merelakan keberangkatan AS ke Hong Kong atas bantuan JS, seorang PL sebuah PJTKI yang berkantor di Sidoarjo.
H tidak menyangka, jika perkenalan AS istrinya dengan JS kemudian berlanjut sampai menjadi malapetaka bagi rumah tangganya. Berkat bantuan beberapa teman yang mengetahui kondiisi internal rumah tangga AS dan H, akhirnya H bisa menangkap basah istrinya yang sedang bermesraan dengan JS mengingi libutran akhir tahun di kawasan telaga Sarangan Magetan.
Sejak tanggal 31, hingga malam harinya, H dengan dibantu beberapa teman berusaha mencari istrinya yang mereka yakini sedang berada di kawasan wisata Sarangan. Pencarian tersebut tidak mudah, lantaran ditengah kerumuunan wisatawan yang jumlahnya lain dari hari biasa, mereka sering terkecoh dengan penampakan oorang llain yang hampir sama.
Namun, berkat kerja keras mereka, akhirnya dinihari, usai pergantian tahun berlalu satu jam, salah satu teman H menemukan AS dan JS tengah memadu kasih di tepian telaga.
“Mereka persis pengantin baru yang bulan madu kata teman saya yang melihat langsung” tutur H.
Belum sampai H tiba di lokasi yang dimaksud, AS dan JS bergerak meninggalkan tempat tersebut, menuju ke sebuah hotel kelas melati yang letaknya tak jauh dari telaga. Sambil tetap berkoordinasi, semua tim yang mendukung H akhirnya menuju ke tempat yang sama.
Setelah memberitahu penjaga hotel tersebut, akhirnya, keempat pria asal Kediri ini menuju ke sebuah kamar dimana AS dan JS berada. Bunyi ranjang berderit, dengus nafas seperti orrang berlari, terdengar jelas dari depan pintu kamar. Suara tersebut membuat dinginnya hawa pegunungan Lawu terasa panas di tubuh H.
Setelah agak lama mereka mengetuk pintu, akhirnya JS muncul dari balik pintu melihat siapa yang mengetuk pintu. Selanjutnya, sebuah tinju melayang ke muka JS saat lampu kamar menyala dan dengan jelas, kedua makhluk yang usai melakukan persetubuhan tersebut adalah AS dengan JS.
Sebelum H bertanya, AS terlebih dahulu mengusir H dengan kalimat-kalimat yang tidak pantas diucapkan oleh seorang istri terhadap suaminya. Dengaan mediasi pihak ketiga, pertemuan H dengan As berakhir dengan seebuah keputusan, gugatan cerai di pengadilan.
Long Distance Relationship Beresiko Tinggi
Hubungan jarak jauh atau long distance relationship bukanlah yang yang mudah dijalankan. Berulangkali, Apakabar menemukan kejadian seperti yang menimpa rumah tangga H. Dan setelah ditelisik lebih dalam, pangkal dari persoalan yang melatarbelakangi, buyarnya komitmen salah satu dari pasangan hingga ditengah hubungan jarak jauh, salah satu dari pasangan tersebut menemukan sandaran hati yang baru.
Menjalani Long Distance Relationship atau Hubungan Jarak Jauh memang penuh resiko. Banyak sekali permasalahan yang muncul karena kurangnya intensitas pertemuan dan tatap muka secara langsung. Mulai dari kesepian, pertengkaran, rasa curiga, hingga munculnya orang ketiga. Banyak yang berhasil melaluinya, namun banyak pula yang berakhir kandas. Banyak psikolog yang menyebut, gagalnya sebuah rumah tanggga, akan menjadikan anak-anak dari pasangan yang sedang berumah tangga menjadi korban yang tidakk bisa disembuhkan dari sudut manapun.
Ustadz Muhaimin, praktisi dakwah di Karanganyar yang sering menerima permasalahan anak-anak pekerja migran menyampaikan saran, guna meminimalisir situasi yang kurang menguntungkan dalam Long Distance Relationship maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Suami dan istri selayaknya mengingat-ingat kembali niat untuk menikah yaitu menikah sebagai ibadah. Selain itu juga wajib memegang janji dan komitmen yang telah disepakati bersama. Saling menghormati, menghargai, dan saling menguatkan harus dilakukan.
- Berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar selalu diberi kekuatan, bimbingan, petunjuk, dan kekuatan lahir batin serta dijauhkan dari aneka godaan yang dapat mengganggu keharmonisan rumah tangganya. Selain itu juga banyak berdzikir kapan saja, di mana saja, dan dalam keadaan apa saja untuk mengingat Allah. Suami dan istri juga saling mendoakan kebaikan untuk pasangannya.
- Bagi istri yang bekerja di luar rumah hendaknya bisa menjaga diri dalam ucapan, sikap, tingkah laku termasuk dalam cara berpakaian. Ini untuk menjaga agar tidak memancing pikiran, sikap, dan tindakan negatif dari lawan jenis. Demikian pula halnya untuk suami.
- Meningkatkan hubungan dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang tersedia. Ini sebagai kompensasi atas berkurangnya kontak fisik antara suami dan istri yang biasanya dilakukan saat masih berada dalam satu atap. Jaman sekarang sudah ada sarana komunikasi yang canggih, cepat, dan murah. Dengan menggunakan handphone/smartphone kita bisa saling SMS atau telepon. Juga ada WhatsApp untuk chating dan saling berkirim foto. Dengan memanfaatkan sosial media (Facebook, Twitter) pasangan suami istri bisa saling chating, berbagi cerita, dan berkirim gambar. Pada saat berkomunikasi seperti ini harus dibangun kemesraan, keromantisan, serta saling melepas rindu. Jangan sebaliknya, berkomunikasi malah saling mengeluhkan situasi, menumpahkan rasa cemburu, saling menuduh, menyindir, dan menumpahkan kekesalan.
- Hindari pertemuan, menerima tamu, mengunjungi dan atau melakukan komunikasi dengan lawan jenis yang dapat menimbulkan fitnah. Jika perlu ajak orangtua atau famili untuk menemaninya.
- Untuk membunuh kejenuhan lakukan kegiatan positif dan bermanfaat. Tekuni kembali hobi yang baik untuk menambah kegiatan.
- Untuk mengatasi gejolak seks lakukan olahraga, berdzikir, dan kesibukan lain yang postif.
- Jika keadaan memungkinkan dilihat dari segi dana, waktu, jarak, kesehatan, dan kesempatan bisa juga mengadakan kunjungan secara berkala.
- Saling menjaga dan memberikan kepercayaan dengan menumbuhsuburkan pikiran positif.
Komunikasi adalah basis dari hubungan antar manusia termasuk pasangan suami istri. Itulah sebabnya komunikasi yang efektif baik formal maupun informal selayaknya terus-menerus dilakukan tanpa menganggu kesibukan pasangannya. Dengan cara ini maka Long Distance Relationship dapat berjalan dengan baik. Insyaallah [Asa]