Potensi Gajinya Rp 22 Juta, Wamen Christina Tawarkan Job ke Brunei

JAKARTA – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, menyampaikan bahwa pemerintah Brunei Darussalam membuka peluang untuk mendatangkan pekerja migran asal Indonesia.
Menurut dia, sektor yang menjadi peluang penempatan yaitu perikanan, perkebunan dan pertanian, dengan gaji minimum BND550 atau sekitar Rp6,9 juta per bulan. Sementara sektor kesehatan, gaji minimumnya BND1.800 hingga 3.000 atau sekitar Rp22 juta per bulan.
“Tadi juga disampaikan potensi-potensi apa saja terkait dengan peluang untuk pekerja migran Indonesia. Menarik jika sektor-sektor ini bisa diisi pekerja migran Indonesia,” kata Christina usai pertemuan daring dengan Dubes RI untuk Brunei Darussalam, Achmad Ubaedillah dan Atase Ketenagakerjaan (Atnaker) Rizky Mandalika, Kamis, 7 Agustus 2025.
Christina menjelaskan, selama ini, sektor kesehatan, banyak diisi oleh pekerja migran asal Filipina. Berdasarkan data Kementerian P2MI, penempatan pekerja migran melalui skema private to private di Brunei Darussalam mencapai 2.294 orang di 2024.
Sedangkan data Atnaker Brunei Darussalam, mencatatkan bahwa 1.696 pekerja migran Indonesia yang telah memperpanjang kontraknya di negara tersebut sejak Januari hingga 31 Juli 2025.
Menurut Christina, KBRI Brunei Darussalam juga ingin agar ada dorongan dari Kementerian P2MI terkait perjanjian kerja sama (MoU) penempatan dan pelindungan pekerja migran sektor domestik yang hingga saat ini masih mereka perjuangkan.
MoU tersebut membutuhkan dorongan dalam pembicaraan politik tingkat tinggi antar pemimpin kedua negara.
“Kita akan meminta agar Kementerian Luar Negeri turut membantu mendorong dalam state officials meeting antar kedua negara,” ungkapnya.
Christina melanjutkan, pihaknya juga tengah merumuskan Keputusan Menteri P2MI untuk mempermudah verifikasi permintaan pekerjaan atau job order dengan tetap memperhatikan aspek pelindungan pekerja migran Indonesia.
Selain itu, Christina juga akan berpartisipasi dalam pertemuan bisnis (business meeting) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) di Brunei Darussalam pada 27- 29 Agustus 2025 mendatang.
Ia berharap KBRI dan Atnaker bisa berperan dalam market intelligence utamanya soal analisa pasar serta peluang penempatan pekerja migran Indonesia di Brunei Darussalam.
Saat ini, sudah terjalin pilot kerja sama P to P terkait penempatan pekerja migran sektor kesehatan sebanyak 100 orang perawat antara Universitas Binawan dan Jerudong Park Medical Centre (JPMC) Brunei.
“Kita ingin agar ini ke depannya bisa berkembang,” tandasnya. []