Proses Penyelidikan Telah Selesai, Jenazah PMI Asal Indramayu yang Dibunuh di Kebun Tomat Akan Segera Dipulangkan
INDRAMAYU – Komariyah (31), PMI asal Desa/Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu yang menjadi korban pembunuhan di Taiwan jenazahnya akan segera dipulangkan ke Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh petugas BP2MI Kabupaten Indramayu kepada sejumlah awak media pada Sabtu (14/08/2021) kemarin.
Proses pemulangan sedang diurus oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiepei sembari memenuhi kelengkapan dokumen yang dibutuhkan.
KDEI Taipei telah menghubungi pihak keluarga korban untuk meminta dokumen yang diperlukan sabagai syarat pemulangan jenazah Komariyah ke Indonesia.
Kepastian pemulangan Komariyah tercatat dalam Berita Faksimili (Berfaks) KDEI bernomor B-00368/KDEI TAIPEI/ 210809, yang ditandatangani Kepala KDEI Taipei, Budi Santoso.
“Ya, Berfaks yang memuat seluruh laporan dan kronologi kejadian pembunuhan dan pengurusan proses pemulangan jenazah korban sudah kami terima dari KDEI Taipei,” ungkap petugas BP2MI Kabupaten Indramayu.
Dalam Berfaks juga terungkap bahwa proses penyidikan kasus pembunuhan terhadap Komariyah, telah rampung.
Kepolisian Taiwan menyimpulkan, Komariyah tewas akibat mengalami tusukan benda tajam di dada, perut, wajah dan punggung.
Korban menghembuskan nafas dalam perjalanan menuju rumah sakit di wilayah Nantou, Taiwan.
Kepolisian Taiwan juga telah mengamankan pelaku berinisial, PS (28 tahun), warga Provinsi Bengkulu, rekan kerja korban.
PS menyerahkan diri setelah terkepung polisi ketika kabur dan bersembunyi di tengah hutan tak jauh dari lokasi pembunuhan.
Korban dan pelaku merupakan rekan kerja di sebuah perkebunan tomat di Taiwan. Motif pembunuhan sendiri terjadi karena pelaku sakit hati terhadap korban.
Pelaku yang kurang mampu menguasai bahasa Mandarin kerap dimarahi majikannya karena sering salah menerjemahkan perintah.
Korban yang sering diminta tolong oleh pelaku untuk menyampaikan terjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin, rupanya dianggap sebagai penyebab pelaku sering dimarahi majikan.
Alasannya, karena terjemahannya tidak sesuai apa yang dikehendaki pelaku. Pertengkaran keduanya terjadi hingga berujung pada pembunuhan terhadap Komariyah. []
Sumber Pikiran Rakyat