Pulang ke Kampung Halaman, Puluhan Mantan PMI di Tulungagung Terpapar Virus Mycobacterium Leprae

Penderita Kusta (Foto Minang News)
TULUNGAGUNG – Tidak menyangka, puluhan warga Tulungagung yang terpapar virus Mycobacterium Leprae ternyata memiliki latar belakang pernah menjadi pekerja migran.
Hal tersebut dinyatakan oleh Kasi P2P Dinkes Tulungagung, Didik Eka kepada wartawan pada Rabu (19/02/2020) kemarin.
“Mereka pernah kerja di perkebunan di Malaysia. Di sana mereka kumpul dengan pekerja migran dari negara lain,” terang Didik.
Kenapa muncul dan terdeteksinya baru setelah mereka pulang ke Tulungagung ? Menjawab pertanyaan tersebut, Didik menjelaskan bahwa masa inkubasi virus Mycobacterium Leprae penyebab penyakit kusta memerlukan waktu 2 – 10 tahun. Artinya, dalam durasi sebelum 2-10 tahun, bisa jadi pasien tidak merasakan gejalanya.
“Kami meyakini kontaknya terjadi saat dulu pekerja di Malaysia. Setelah bertahun-tahun mereka pulang, gejalanya muncul sekarang” tambahnya.
Didik menyebut, sampai akhir 2019, di wilayah kerjanya terdapat 34 poenderita kusta yang seluruhnya memiliki latar belakang pekerja migran baik pekerjanya sendiri maupun anak atau istrinya.
“Yang memrihatinkan, ada satu anak-anak yang kena kusta. Artinya ada sumber penularan yang efektif, entah itu mainannya, atau orang tuanya” ujar Didik.
Sedangkan hingga pertengahan Februari 2020, Dinkes menemukan empat pasien baru pengidap kusta dan belum terjadi kecacatan.
“Kami tengah giat melakukan pelacakan para penderita yang belum diketahui, sebagai bagian program Indonesia bebas kusta 2030,” ujar Didik.
Bakteri Mycobacterium Leprae menyerang syaraf ujung atau syarat tepi, hingga menyebabkan mati rasa.
Gejala yang muncul biasanya berupa bercak merah atau putih di kulit, dan sering dikiri kudis.
Jika tidak lekas diobati, penyakit kusta bisa menyebabkan cacat pada bagian tubuh yang diserang.
Namun diakuinya, penyakit ini sering dianggap memalukan sehingga pasiennya berusaha menyembunyikannya.
Akibatnya pengakit terlambat diketahui dan menimbulkan kecacatan.
“Kusta bisa dengan pengobatan rutin selama satu tahun. Jadi jangan ada lagi pasien kusta yang menyembunyikan penyakitnya,” pungkas Didik. []