April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Puluhan Ribu PMI asal Jatim yang Pulang Karena di PHK Majikan

2 min read

SURABAYA – Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo mengatakan arus kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Jawa Timur akan terus berdatangan hingga akhir tahun 2021.

“Kalau dari Januari sampai September 2021 sudah 35 ribu yang dicatat Disnaker, kalau di satgas itu 32.000 dan ini terus sampai sekarang,” ujar Himawan Estu Bagijo, Rabu, 15 September 2021.

Menurut Himawan, kepulangan PMI ini karena banyaknya perusahaan yang merumahkan pegawainya. Bahkan banyak juga PMI yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Himawan mengatakan, harusnya permasalahan ini pun juga bisa ditangani Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Kota, karena jika nantinya kesempatan pekerja migran kembali dibuka, maka pekerja migran akan kembali bekerja.

“Inilah yang harus kita kolaborasi bareng, gak bisa jadi bebannya Dinas Provinsi, ini yang harus kemudian ditangkap oleh kepala daerah dan Disnaker Kabupaten Kota, dimana kantong-kantong PMI, saya sebut kabupaten Malang Kabupaten Ponorogo kabupaten Blitar kemudian Madura,” jelasnya.

Meski banyak pekerja migran yang kembali ke Indonesia, di sisi lain banyak juga perusahaan yang membuka lowongan kerja.

“Pekerja migran ke Hongkong ini butuh banyak, mereka butuh 30.000 lebih sampai akhir Desember,” tutur Himawan.

Dari banyaknya jumlah lowongan kerja ini, pihaknya pun akan memilih para pekerja migran yang sudah berpengalaman berangkat dan kontraknya sudah habis, mereka akan dilakukan rekonstruksi. Ada sekitar 16.000 yang kembali bisa berangkat untuk memenuhi tenaga kerja tersebut.

“Kita harus siapkan vaksin yang cukup, tapi vaksin ini ada persoalan lagi, karena standart standart dokumentasinya itu harus sesuai dengan WHO nah ini yang kita koordinasikan dengan kesehatan Pelabuhan supaya mereka cocok,” jelasnya.

Selain Hong Kong, Pekerja Migran juga dibutuhkan di Jepang, yakni sekitar 300.000 pekerja. Namun, Pekerja Migran di Jepang yang dibutuhkan adalah yang memiliki hard skill dan softskill.

“Kita punya namanya SSW (Spesifik Skill Worder) program itu. Nah ini butuh dukungan anggaran juga untuk pelatihannya, makanya kita berharap bahwa melalui SSW masih ada support lah anggaran PAK,” kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan Jatim itu. []

 

Advertisement
Advertisement