Renggut 77 Orang Meninggal Dunia, Bakteri Pemakan Daging Kian Mewabah di Jepang
HONG KONG – Setelah wabah COVID-19 menghebohkan dunia, kini viral bakteri pemakan daging. Bahkan wabah yang sedang melanda penduduk Jepang ini sudah menyebabkan 77 orang meninggal dunia.
Apa itu bakteri pemakan daging yang sedang heboh di Jepang?
Bakteri pemakan daging, memiliki nama ilmiah Streptococcus pyogenes. Sejak awal 2024 hingga Juni 2024, Kementerian Kesehatan Jepang mencatat lebih dari 1.100 kasus infeksi bakteri pemakan daging dengan angka kematian hingga 30%.
Dalam kasus ini juga terdapat 77 korban jiwa akibat infeksi bakteri tersebut. Angka ini merupakan rekor tertinggi di Jepang dalam beberapa tahun terakhir.
Bakteri ini menyerang dengan cepat dan ganas sehingga mendapat julukan ‘pemakan daging’. Infeksi dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah bahkan berakibat fatal dalam hitungan hari.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bahkan dengan pengobatan yang telah dilakukan, bakteri ini tetap bisa mematikan. Dari 10 orang yang mengidap infeksi tersebut, sebanyak 3 pasien meninggal dunia.
Apa itu bakteri pemakan daging dan bagaimana gejalanya? Mengutip dari WebMD, mari mengenal infeksi bakteri pemakan daging yang sedang mewabah di Jepang.
Apa itu Bakteri Pemakan Daging?
Bakteri pemakan daging atau dikenal dengan sebutan necrotizing fasciitis adalah infeksi langka pada kulit dan jaringan di bawahnya. ‘Necrotizing’ berarti kematian jaringan dan ‘fasciitis’ mengacu pada peradangan fasia, yaitu jaringan di bawah kulit.
Necrotizing fasciitis adalah salah satu bentuk infeksi jaringan lunak nekrotikans (NSTI). Infeksi yang mengancam jiwa ini mempengaruhi kulit, otot, dan jaringan lunak serta menyebabkan sebagian jaringan mati.
Penyakit ini menyebar dengan cepat dan agresif pada orang yang terinfeksi sehingga menyebabkan kematian jaringan di tempat infeksi. Bahkan dapat mematikan jika tidak segera diobati.
Setiap tahun, antara 700 dan 1.150 kasus didiagnosis di Amerika Serikat. Satu dari 5 kasus ini mengakibatkan kematian.
Necrotizing fasciitis bisa menyebar dengan cepat dan agresif pada orang yang terinfeksi. Penyakit ini menyebabkan kematian jaringan di tempat infeksi dan sekitarnya dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Jenis bakteri pemakan daging
– Tipe I: Polimikroba. Jenis ini terjadi ketika lebih dari satu bakteri, biasanya campuran bakteri aerob dan anaerob, menyebabkan infeksi.
– Tipe II: Monomikroba. Bentuk monomikroba biasanya disebabkan oleh satu bakteri, bakteri Staphylococcus grup A atau bakteri Staphylococcus aureus.
Penyebab Wabah Bakteri Pemakan Daging
Necrotizing fasciitis umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A (GAS). Itu jenis bakteri yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan. Beberapa jenis bakteri, antara lain vibrio vulnificus (bakteri yang hidup di air), staphylococcus, dan lainnya, juga dikaitkan dengan penyakit ini.
Necrotizing fasciitis terjadi ketika bakteri jenis ini menginfeksi fasia superfisial, yaitu lapisan jaringan ikat di bawah kulit.
Bakteri penyebab necrotizing fasciitis dapat masuk ke dalam tubuh melalui:
- Luka bedah
- Luka tusuk atau cedera yang tidak merusak kulit
- Terbakar
- Luka kecil dan goresan
- Gigitan serangga
- Abrasi
Dalam beberapa kasus, tidak diketahui bagaimana infeksi dimulai. Setelah terjadi, infeksi dengan cepat menghancurkan otot, kulit, dan jaringan lemak.
Gejala Terpapar Bakteri Pemakan Daging
- Gejala awal
Gejala awal infeksi bakteri pemakan daging biasanya muncul dalam 24 jam pertama setelah infeksi. Gejalanya mirip dengan kondisi lain, seperti flu atau infeksi kulit yang tidak terlalu serius.
Gejala awalnya juga mirip dengan keluhan umum pasca operasi, seperti:
– Nyeri serius, termasuk area selain kulit yang tampak bengkak atau merah.
– Peradangan.
– Demam.
– Mual.
– Meningkatnya rasa sakit di area umum luka kecil, lecet, atau lubang kulit lainnya.
– Rasa sakit yang lebih buruk dari yang diharapkan akibat munculnya luka atau lecet.
– Kemerahan dan rasa hangat di sekitar luka, meski gejalanya bisa dimulai di area lain di tubuh.
– Gejala mirip flu seperti diare, mual, demam, pusing, lemas, dan rasa tidak enak badan secara umum.
– Rasa haus yang intens karena dehidrasi.
- Gejala yang lebih parah
Gejala lebih parah terjadi di sekitar lokasi infeksi dalam waktu 3 hingga 4 hari setelah terinfeksi. Beberapa gejalanya termasuk:
– Bengkak, mungkin disertai ruam keunguan.
– Tanda besar berwarna ungu yang berubah menjadi lepuh berisi cairan berwarna gelap dan berbau busuk.
– Terjadi perubahan warna, pengelupasan, dan seiring dengan kematian jaringan (gangren).
– Pusing, kelelahan, atau mual.
- Gejala kritis
Ini sering terjadi dalam 4 hingga 5 hari setelah infeksi, meliputi:
– Penurunan tekanan darah yang parah.
– Kejutan beracun.
– Ketidaksadaran.
Jika anda mengalami salah satu gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Semakin cepat diobati, semakin besar peluang untuk sembuh.
Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang terpapar bakteri pemakan daging akan mengalami infeksi yang parah. Faktor risiko seperti usia lanjut, penyakit kronis, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat meningkatkan risiko komplikasi serius.
Cara Mengobati Bakteri Pemakan Daging
Jika anda terinfeksi bakteri pemakan daging ada beberapa jenis pengobatan. Luasnya pengobatan tergantung pada stadium penyakit saat pengobatan dimulai, tapi dapat mencakup:
– Terapi antibiotik intravena (IV).
– Pembedahan untuk mengangkat jaringan yang rusak atau mati untuk menghentikan penyebaran infeksi.
– Obat untuk meningkatkan tekanan darah.
– Amputasi anggota tubuh yang terkena, dalam beberapa kasus.
– Terapi oksigen hiperbarik untuk menjaga jaringan sehat.
– Pemantauan jantung dan alat bantu pernapasan.
– Transfusi darah.
– Imunoglobulin intravena yang membantu tubuh melawan infeksi.
Cara mencegah bakteri pemakan daging
Berikut beberapa langkah pencegahan untuk menghindari infeksi bakteri pemakan daging:
– Jaga kebersihan luka dengan baik dan cuci tangan secara teratur.
– Hindari kontak dengan air laut atau air tawar yang tercemar.
– Konsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
– Segera bersihkan dan obati luka bakar, gigitan hewan, atau luka lainnya dengan benar.
– Tutupi luka yang mengeluarkan cairan, mengalir, atau terbuka dengan perban yang bersih dan kering.
– Segera pergi ke dokter mengalami luka serius atau dalam, seperti tusukan atau tembakan.
– Jangan berenang atau berendam air panas jika mengalami luka terbuka atau infeksi kulit.
Wabah bakteri pemakan daging di Jepang menjadi pengingat penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Dengan kewaspadaan dan langkah pencegahan yang tepat, kita dapat terhindar dari infeksi bakteri berbahaya ini. []