Saat Medikal Memperpanjang Kontrak Terdeteksi Positif HIV, PMI Hong Kong Asal Madiun Dengan Sukarela Pulang Kampung
MADIUN – “Hancur rasanya mas, rasanya kepingin mati saja. Tidak siap, tidak sanggup dan bingung bagaimana menjalani semua ini” tutur RW (29) saat mengawali percakapan dengan ApakabarOnline.com di kediamannya, salah satu desa di Kecamatan Dolopo Madiun Jawa Timur beberapa waktu lalu.
RW yang telah tujuh tahun bekerja di Mei Foo ini sebenarnya tidak termasuk perempuan yang neko-neko. Dalam penuturan panjangnya, perjalanan hidup perempuan yang pernah berpindah agama namun akhirnya kembali bersyahadah lagi ini pernah empat kali pacaran, namun selalu berakhir dengan pengkhianatan.
Didampingi oleh Cahyono, salah seorang pegiat dan pemerhati ODHA di Madiun, HIV yang terdeteksi telah menginfeksi tubuh RW saat ini tidak terjadi dengan serta merta. Setidaknya diperlukan waktu antara empat hingga enam tahun sampai dengan virus yang masuk dalam tubuh dan merusak kekebalan manusia ini bisa terbaca peralatan medis saat diperiksa.
“RW ini setelah ditelusuri, diduga kuat tertular dari kekasihnya yang kedua, dimana dia jalan bareng dengan terduga dalam kisaran waktu lima tahun silam. Kebetulan, kekasih RW yang kedua ini masuk kategori kelompok rawan berganti pasangan, dia berprofesi sebagai seorang PL sebuah PJTKI yang ketahuan sering berganti-ganti pasangan dan hampir seluruhnya TKW” beber Cahyono.
“Dan setelah dicari, diberi pengertian, ternyata benar, yang bersangkutan setelah dilakukan tes HIV, dinyatakan positif menderita HIV” lanjutnya.
Cahyono melanjutkan, menelusuri jejak riwayat pada penderita HIV itu sangat penting untuk mencegah penularan lebih luas lagi. Sebab menurutnya seperti yang terjadi pada kasus RW ini, sangat terbuka kemungkinan, virus tersebut juga menjangkiti PMI lainnya, atau beberapa pasangan kencan lainnya.
“Dia itu mayoritas perempuan yang pernah dipacari dan pernah berhubungan seks dengan dia TKW mas” lanjut Cahyono.
Sementara itu, sesampai di kampung halamannya, sebelum mendapatkan pendampingan, RW sempat mengalami guncangan hebat. Bahkan untuk bertemu Jurnalis ApakabarOnline.com pun, RW sempat tidak bersedia lantaran tidak siap. Namun beruntung, ditengah situasi batinnya yang sedang guncang, RW mendapat hidayah hingga mempermudah dan membuatnya tegar menjalani kehidupan selanjutnya. RW menyatakan ingin kembali ke Agama Islam, kemudian setelah berkomunikasi dengan kekasihnya yang sekarang, keduanya menikah secara syah.
“Yang kasihan itu mas, pacarnya RW yang sekarang menjadi suaminya ini. Mereka berkenalan setahun yang lalu. Ketemu baru sekali pada delapan bulan yang lalu saat RW cuti. Lalu, dengan kekasihnya yang sekarang menjadi suaminya waktu itu sempat melakukan hubungan seksual saat hendak mengantar RW kembali ke Hong Kong. Hanya satu kali, tapi mau tidak mau, virus itu juga menular ke suaminya yang sekarang karena mereka melakukan tanpa pengaman” beber Cahyono.
Dituturkan Cahyono, kekasih RW yang saat ini menjadi suaminya inipun sempat ikut guncang waktu diberitahu yang sebenarnya terjadi.
“Seperti dimudahkan, akhirnya mas K, bersedia menerima RW dengan segala kelam masa lalunya, kemudian mereka menikah” imbuhnya.
Kelompok rentan menularkan HIV ke PMI
Selama sekian tahun lamanya menjadi pegiat HIV/Aids, Cahyono memiliki data yang mentabulasikan fakta, bahwa ada beberapa kelompok laki-laki yang rentan menularkan HIV/Aids ke kalangan PMI perempuan.
“Kelompok pertama yang rentan menularkan HIV ke TKW itu suami yang ditinggal merantau di rumah berlaku serong” sebutnya.
“Kelompok kedua, mereka-mereka yang karena profesinya sering berhubungan dengan TKW. Dalam catatan saya selama hampir 10 tahun, kelompok yang karena profesinya sering berhubungan dengan TKW dan sering menjadfi pelaku eksploitasi seksual maupun ekonomi adalah PL, Satpam Bandara, Sopir jasa angkutan antar jemput. Tiga ini yang paling tinggi jumlahnya.” Terangnya.
Meskipun tidak semua orang dalam profesi tersebut terindikasi menderita HIV, namun menurut Cahyono, perilaku mereka selama ini yang sering mencari partner seks gratis dengan melakukan eksploitasi seksual ke kalangan PMI dilihatnya sangat rentan.
“Tidak tanggung-tanggung mas, seorang PL atau seorang satpam bandara bisa sekaligus dalam waktu bersamaan menjalin hubungan dengan beberapa TKW. Di Hong Kong, Singapura, Taiwan paling banyak. Mereka beraninya ya hanya kesitu, belum pernah saya menemukan, satpam Bandara melakukan eksploitasi seksual ke perempuan yang berprofesi sebagai pramugari misalnya. “ lanjutnya.
Berdasarkan hal tersebut, Cahyono berulangkali mengingatkan kepada kalangan pekerja migran utamanya yang perempuan agar berhati-hati jika membangun hubungan serius dengan laki-laki.
“Jangan ceroboh, asal milih, asal terpesona. Tapi kendalikan diri gunakan akal sehat agar tidak terperosok ke lingkaran penular HIV. Atau setialah dengan pasangan anda bagi yang sudah memiliki pasangan” pungkas Cahyono. []