Sari Narulita, Alumi Mahasiswa UTHK Sukses Jadi Pengajar di Indonesia
LAMPUNG – Sari Narulita, mantan pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong merupakan alumi Universitas Terbuka (UTHK) Kelompok Belajar (Pokjar) Hong Kong dengan mengambil jurusan sastra Inggris di bidang minat penerjemah. Dan sekarang sukses bekerja sebagai pendidik di sekolah negeri dan sekolah swasta di Lampung, Indonesia. Tepatnya Sekolah Menengah Negeri 1 Gunung Terang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Buana, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Menengah IT Darul Muawanah.
Sari diwisuda pada tahun 2016 di Jakarta bersama ratusan mahasiswa dan mahasiswi UT dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Dan dihadiri langsung oleh Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. selaku rektor Universitas Terbuka, para wakil rektor dan anggota keluarga Sari Narulita.
Kepada ApakabarOnline.com, Sari menyampaikan awalnya bekerja di Hong Kong selama tuju tahun, dengan empat kali berganti majikan.
Menurutnya, banyak alasan kenapa dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tepatnya di UTHK. Karena bagi dia, seorang perempuan itu harus cerdas, mandiri, teredukasi. Dan kebetulan UTHK menjebatani apa yang selama ini ia cita-citakan.
Tanpa Diduga, Mahasiswi Asal Hong Kong Teman Kuliah Hanif Adalah Putri Majikan Ibunya
“Pendidikan itu sangat penting, khususnya bagi pekerja migran yang notabene selalunya dinilai buruk oleh orang-orang tertentu. Karena dengan pendidikan setidaknya kita jadi lebih dihargai, jadi lebih tahu, atau tidak mudah dibohongi oleh oknum-oknum yang sengaja mencari keuntungan dari ketidak tahuan kita,” ungkap Sari Narulita.
Sari bersama seluruh wisudawan di Indonesia dan luar negeri telah mendapatkan Ijazah dari Kementrian Riset dan Teknologi, dan pendidikan tinggi Universitas Terbuka Indonesia. Tetapi, kesuksesannya dalam mengenyam pendidikan selama bekerja itu tidaklah mudah diraih. Banyak kendala yang harus dilewatinya, karena sebagai PMI bisa dipastikan memiliki kesibukan yang menggunung.
“Kendala yang saya hadapi ketika kuliah di UT Pokjar Hongkong banyak sekali, karena saya harus pintar membagi waktu antara kuliah dan bekerja, saya rela tidur di dapur supaya dapat kebebasan untuk belajar di malam hari setelah jam kerja saya selesai,” kenangnya.
Di Hong Kong Kuliah, Sampai Indonesia Begini Nasib Ijazahnya
“Dan jam 23.00 atau 00.00 malam saya baru istirahat, dan saya lanjutkan dengan belajar sampai larut malam di kisaran jam 03.00 pagi. Saya tidur 03.00 jam setiap harinya demi sebuah impian saya, dengan tujuan ketika saya tidak lagi bekerja saya memiliki segudang ilmu yg bermanfaat.” Tambah Ibu yang saat ini telah dikaruniai putri cantik berusia 21 bulan.
Lebih lanjut, Sari mengaku sering lum lagi terkadang terlambat mengirimkan tugas karena jadwal kerjaan yang padat, dan pada akhirnya terjadi penolakan atau tepatnya tugas tidak diterima.
Pesan saya untuk sahabat PMI Hong Kong yang sedang atau akan melanjutkan pendidikannya di UT Pokjar Hong Kong, jangan ragu, dan jangan kuatir jika kelak kita pulang ilmu kita tidak berguna, ilmu adalah ilmu, dan kita adalah pelakunya, jadi kita bisa menjadi apapun dengan ilmu dan kemampuan yang kita miliki, karena PMI selayaknya harus cerdas, UTHK sudah menjembatani kita semua untuk tidak berhenti bermimpi, tidak berhenti berangan-angan, dan tidak berhenti untuk menjadi manusia yang bermanfaat.” tutup Sari Narulita. []