December 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Selama Liburan Natal, Polisi Hong Kong Berhasil Menangkap 336 Demonstran

2 min read
polisi menangkap demonstran (foto HK01)

polisi menangkap demonstran (foto HK01)

HONG KONG – Meskipun sedang berlangsung hari besar keagamaan di Hong Kong, Natal, namun unjuk rasa bukan berhenti untuk fokus pada suasana natal. Justru, momen suasana natal di Jong Kong kali ini menjadi momen untuk terus menyuarakan aspirasi. Tak ayal, bentrokan dan serangkaian aksi penangkapan tak terhindarkan.

Dalam keterangan persnya pada Jumat (27/12/2019) kemarin, Polisi Hong Kong menangkap 336 orang pada liburan hari Natal sementara gerakan protes di Hong Kong terus marak.

Juru bicara kepolisian Hong Kong, Kwok Ka-Chuen mengatakan kepada wartawan bahwa mereka yang ditahan antara Senin dan Kamis itu antara lain 92 perempuan dan anak-anak di bawah umur, berusia semuda 12 tahun.

Penangkapan itu membuat jumlah orang yang ditahan selama protes mendekati 7.000 orang, sebagian besar adalah usia pelajar dan mahasiswa.

Demonstran, yang sebagian mengenakan topi Sinterklas, bentrok dengan polisi pada musim liburan Natal, sementara demonstransi selama enam bulan lebih ini tampaknya akan berlangsung hingga tahun baru.

Kwok mengecam apa yang ia sebut serangan terhadap warga biasa di pusat-pusat perbelanjaan dan restoran serta perusakan prasarana umum, termasuk stasiun kereta bawah tanah, bank-bank dan jaringan listrik.

“Rencana mereka adalah membungkam mereka yang memiliki pandangan berbeda dan untuk meneror publik. Siapa pun yang tidak sependapat dengan kekerasan mereka akan dihadapkan dengan kekerasan juga,” kata Kwok kepada wartawan.

Demonstran berbaju hitam memecahkan kaca-kaca jendela toko di kawasan belanja, dan polisi menanggapinya dengan gas air mata serta penangkapan.

Protes untuk menuntut hak-hak demokratis yang lebih luas itu tidak menunjukkan tanda-tanda mereda setelah kemenangan besar para kandidat antipemerintah dalam pemilihan wakil distrik awal bulan ini.

Gangguan pada liburan hari Natal juga meningkatkan kekhawatiran terkait liburan Tahun Baru dan musim libur Tahun Baru Imlek yang lebih lama pada akhir Januari, masa-masa yang telah menyebabkan kekerasan dan kerusuhan di Hong Kong pada masa lalu. []

Advertisement
Advertisement