Sempat Menghilang, Walikota yang Potensial Menjadi Calon Presiden Ini Ditemukan Tak Bernyawa di Sebuah Bukit
SEOUL – Park Won-soon, Wali Kota Seoul sekaligus pejabat kedua paling kuat di Korea Selatan (Korsel) sempat dilaporkan hilang sejak Kamis (10/7) kemarin. Namun, setelah pencarian intensif selama sekitar 7 jam, Park justru ditemukan dalam kondisi sudah tewas.
Sebagaimana dilansir dari The New York Times, Wali Kota Seoul, Park yang juga merupakan calon presiden potensial, ditemukan tewas hanya beberapa hari setelah terjerat skandal pelecehan seksual.
Pasalnya, sebelum Park meninggal, sekretarisnya sempat mengajukan laporan pengaduan ke kantor polisi. Dalam catatan kepolisian, sekretaris Park pun mengklaim bahwa ia menerima pelecehan seksual sejak tahun 2017.
Perwira polisi Seoul juga telah mengonfirmasi pada Jumat pagi bahwa jasad Park ditemukan di sebuah bukit di utara Seoul, beberapa jam setelah putrinya melaporkan dia hilang.
Sementara itu, CNN memberikan rincian bahwa mayat Park tergeletak di Gunung Bukak di kawasan Seongbuk-gu pada Jumat (10/07/2020) dini hari waktu setempat.
Lokasi tewasnya Park juga disebutkan tidak jauh dari kediaman resminya di Jongno-gu.
Meski sudah ditemukan, tetapi polisi tidak mengungkap penyebab pasti tewasnya Park. Namun, dalam hal ini, polisi menekankan bahwa sejauh ini, belum ada indikasi bahwa Park meninggal karena dibunuh.
Selain itu, polisi juga membeberkan bahwa Park tidak meninggalkan catatan bunuh diri sama sekali.
“Tidak ada catatan bunuh diri yang tertinggal, dan barang-barangnya ditemukan di dekatnya,” terang Choi Ik-soo, seorang pejabat di departemen Kejahatan Badan Kepolisian Metropolitan Seoul.
Park yang berusia 64 tahun pertama kali dilaporkan hilang oleh putrinya pada Kamis sore. NPR menambahkan bahwa putri Park menyebut ayahnya telah meninggalkan pesan verbal yang terdengar seperti wasiat sebelum mematikan ponselnya.
Sejak itulah, pihak berwenang langsung melaksanakan pencarian intensif dengan mengerahkan hampir 600 personel gabungan, termasuk polisi hingga petugas pemadam kebakaran.
Selama pencarian 7 jam penuh, mayat Park akhirnya berhasil diendus oleh anjing penyelamat.
Polisi sebelumnya menjelaskan bahwa Park terakhir kali terlihat dalam rekaman kamera pengintai di taman terdekat sebelum Kamis jam 11 siang. Pada hari itu pula, Park juga diketahui tidak datang ke kantor serta membatalkan janji sore karena alasan yang tidak dijelaskan.
Terlepas dari kasus ini, Park sendiri tidak hanya dikenal sebagai bintang politik, tetapi juga karena ia telah lama dipandang sebagai pejuang hak-hak perempuan.
Posisinya menonjol di negara di mana pria mendominasi eselon atas masyarakat, menegakkan aturan hierarkis ketat yang menurut para analis membuat wanita rentan terhadap pelecehan seksual.
Tidak hanya itu, Park, yang menjalani masa jabatan ketiganya sebagai Wali Kota Seoul, juga kerap digadang-gadang akan menggantikan Presiden Moon Jae-In.[]