Sepi Penumpang, Jarang Digunakan, Pemerintah Mengakui Pembangunan Bandara Kertajati Sebagai Proyek Gagal
JAKARTA – Pemerintah lewat Komite Percepatan Penyediaan Infastruktur Prioritas (KPPIP) mengakui bahwa salah satu Proyek Srategis Nasional (PSN) yakni Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat merupakan proyek gagal karena sepi penumpang.
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian sekaligus Ketua Tim KPPIP, Wahyu Utomo mengatakan pencapaian gagalnya Bandara Kertajati dikarenakan belum selesainya infrastruktur pendukung seperti Tol Cisumdawu.
“Kalau sukses, contohnya MRT. Kalau yang belum sukses itu contohnya Bandara Kertajati. Saya mengangkat itu karena berkaitan langsung dengan Cisumdawu,” kata Wahyu dikutip Selasa (09/05/2023).
Wahyu menyebut pemerintah baru sadar akses ke Bandara Kertajati kurang setelah lapangan udara itu rampung. Hal tersebut menunjukkan ketidaksinkronan antara pembangunan bandara dengan akses jalannya.
“Pada waktu bangun Kertajati, kita hanya bangun bandara. Padahal kalau bangun bandara kita harus bangun ekosistem, misalnya bagaimana penginapan untuk kru penerbangan tersebut, bagaimana kesiapan wilayah menyiapkan misalnya pemadam kebakaran dan hospital,” tuturnya.
“Kita belajar di Bandara Kulon progo (YIA). kita siapkan semua, termasuk ekosistem. Kita tetap belajar, tapi kita yakin bahwa pembangunan infrastruktur pasti ada dampaknya dan agak sulit kalau mencari kekurangannya,” tambahnya.
`Sadarnya Setelah Uang Rakyat Habis Triliunan?`
Politikus Partai Demokrat, Yan Harahap, mengomentari pernyataan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian soal proyek Bandara Kertajati yang gagal.
Yan menyebut pemerintah grasa-grusu dalam mengerjakan proyek. Menurutnya, kegagalan tersebut merupakan akibat dari pembangunan tanpa perencanaan yang matang.
“Grasa-grusu. Begini akibatnya membangun tanpa perancanaan yg matang. Yg penting bangun cepat biar terlihat ‘hebat’,” ujar Yan, dikutip dari akun Twitter pribadi pada Selasa (9/5/2023).
Yan menyayangkan pemerintah yang hanya ingin terlihat hebat dengan membangun proyek. Meski akhirnya sadar, tetapi hal itu sudah telat.
Itu karena, proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional tersebut telah memakan uang rakyat hingga triliunan rupiah.
“Meski telat, pemerintah akhirnya menyadari bhw Proyek Strategis Nasional tersebut gagal. Sadarnya setelah uang rakyat habis triliunan buat bangun,” ujar Yan. []