April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sudah Bayar 25-30 Juta, Ratusan Calon PMI Kena Tipu

2 min read

JAKARTA – Iming-iming mendapat pekerjaan di luar negeri dengan tawaran gaji yang cukup tinggi dengan memungut bayaran sejumlah uang masih saja terus terjadi. Ironisnya, hal tersebut menimpa ratusan orang di Bali.

Hal tersebut diungkapkan oleh aktivis sekaligus pemerhati Ni Luh Djelantik.

Hari ini (19/09/2022), Ni Luh Djelantik menemui Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziyah di Jakarta untuk melaporkan  dugaan penipuan terhadap 350 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) Bali.

Mereka telah membayar sejumlah untuk diberangkatkan ke Jepang sejajak beberapa bulan terakhir. Namun tak kunjung terealisasikan.

“Hari ini saya bertemu Menaker untuk melaporkan kasus ini, agar uang yang sudah anak-anak ini  bayarkan kepada agen dikembalikan lagi,” tuturnya saat dikonfirmasi, Senin, (19/09/2022).

Menurutnya, 350 orang itu bahkan ada yang sudah menunggu sampai 2 tahun. Padahal, mereka telah membayar biaya keberangkatan senilai Rp 20 juta sampai Rp 35 juta per orang.

“Mereka dapat uang itu dari meminjam di Bank, bahkan ada yang sampai jual aset seperti motor, dan menggadaikan rumah,” imbuhnya.

Selain tidak diberangkatkan ke Jepang sesuai perjanjian di awal, para korban ada yang diberangkatkan ke Malaysia sebagai terapis SPA plus-plus. Namun karena merasa harga diri terinjak-injak, beberapa korban yang sudah berada di Malaysia kembali dipindahkan ke perusahaan lain tanpa digaji.

“Ini selain kena tipu dari segi dana keberangkatannya, juga termasuk ke dalam perdagangan manusia,” kata Luh Djelantik.

Sebelum bertemu Menaker, dua hari lalu Luh Djelantik telah bertemu dengan beberapa perwakilan dari pihak korban. Selanjutnya, ia meminta para korban yang tertipu untuk mengumpulkan dokumen, seperti dokumen pembayaran, kontrak kerja, dan dokumen percakapan antara korban dan agen penyalur kerja.

Selain itu, Luh Djelantik juga meminta KTP, dan NPWP milik agen penyalur kerja, serta paspor milik seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Filipina yang juga pengurus di perusahaan agen penyalur kerja tersebut.

“Sebagian dokumen dari korban dan dokumen agen penyalur saya bawa menghadap ibu Menteri Ketenagakerjaan, lalu paspor WNA saya serahkan pada pihak imigrasi di Bali,” tuturnya.

Sementara itu, beberapa korban juga sudah ada yang melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian. “Proses di kepolisian akan tetap berjalan, tapi saya minta hak korban yakni uang itu harus kembali dulu,” sebutnya.

Selanjutnya, setelah nanti kembali dari Jakarta, Luh Djelantik akan kembali bertemu dengan seluruh korban untuk mendengarkan langsung pengalaman dan pendapat masing-masing orang hingga bisa menjadi korban penipuan agen perekrut kerja.[]

Sumber Kanal Bali

Advertisement
Advertisement