Supaya Sehat Jiwamu, Jauhi Laki-Laki Jenis Ini
Sebelum menikah, kita diperhadapkan dengan masa-masa menanti calon yang tepat untuk menjadi teman hidup. Tak banyak syarat, yang penting dapat membuat bahagia, bukan? Kamu sudah tahu kan, menikah bukanlah perkara mudah. Jauh-jauh hari sebelum hari pernikahanmu tiba, sadarilah dulu bahwa menikah adalah usaha berdua dan butuh kerjasama kuat saat nantinya resmi membangun rumah tangga.
Untuk itu, mencari pasangan yang layak dipertahankan sudah jadi hal yang harus kamu prioritaskan dari sekarang. Lantas, bagaimana dengan calonmu yang sekarang? Sebagai perempuan, jangan sampai bertemu lelaki yang hanya merugikan hidup pasangannya dan membuat mentalmu menderita berkepanjangan. Coba renungkan kembali, apakah dia sosok pasangan yang dipertahankan atau dilepaskan? Atau setidaknya kenalilah tipe pasangan yang hanya akan merugikan kesehatan mentalmu.
Pecandu
Setiap orang memang memiliki masa lalu bahkan berhak mendapatkan kesempatan kedua, ketiga, atau kesekian kalinya. Namun jika kamu berurusan dengan lelaki tipe ini, kamu hanya akan menghabiskan waktu bertahun-tahun demi mengusahakannya berhenti. Sebab faktanya, psikotropika menggerus sel-sel otak, manusia paling cerdas sekalipun akan dungu seperti keledai jika sudah kecanduan.
Algojo
Bak sebutannya, pasangan yang suka main tangan, berkata kasar, bahkan mengucapkan kata-kata kasar kepadamu layak mendapat label ‘algojo’. Jika kamu masih bertahan dengan lelaki tipe ini, sebaiknya kamu segera mencari bantuan demi mengupayakan kesehatan fisik dan mentalmu. Mula-mulanya memang sederhana, dia hanya akan mengeluarkan kata-kata kasar semacam kosakata binatang, lalu mulai menampar, lalu menendang, dan entah apa lagi. Jangan sampai kamu baru sadar kalau hubungan kamu sia-sia saat semua rasa sakit baru kamu rasakan.
Terlalu Sex Oriented
Memang mungkin awalnya kamu tak mau naif dalam memilih calon pasangan. Termasuk untuk urusan ranjang, impianmu selama ini akhirnya menuntunmu untuk memilih dia. Dari fisik, tentu terlihat oke. Tapi dalam menikah, diskusi soal seks dan membangun sex chemistry juga perlu lho. Apa iya waktumu seharian hanya untuk urusan ranjang? Kamu perempuan, jangan sampai calon pasangan hanya menilaimu sebagai tempat pelampiasan hasrat seksnya yang kelewat tinggi.
Mudah Menaruh Simpati Pada Perempuan
Lelaki tipe ini biasanya dikenal baik hati oleh setiap perempuan. Sayangnya, lantaran terlalu baik, setiap perempuan justru ia dekati. Padahal jelas-jelas ada kamu yang katanya mau diseriusi. Hati-hati terhadap lelaki jenis ini, biasanya dia tidak merasa bersalah atas apa yang dia lakukan. Mula-mula memang sederhana, ada perempuan malang yang curhat, lalu diberi wejangan, lalu ketemuan, eh ujung-ujungnya pacaran. Kendati memang agak susah mengindentifikasi apakah tipe lelaki ini benar-benar baik hati.
Lelaki baik memang sukar ditemukan, tapi bukan berarti tak ada. Karenanya, kamu jangan sampai patah semangat ya. Bila lelaki tipe ini menyakitimu sekali saja, maka tak ada jaminan pasti hidupmu akan bahagia bila tetap meneruskan relasi bersamanya.
Tak Punya Tujuan Jelas
Seorang perempuan perlu lelaki yang bisa menjadi imam. Lantas kalau kamu justru jatuh hati dengan lelaki yang tak punya tujuan yang jelas, kamu harus bagaimana? Lelaki ini tidak tahu apa yang diinginkan dalam hidupnya. Tidak punya goal dan langkah nyata. Semua yang ada di kepalanya hanya rencana tanpa ada tindakan untuk melakukan realisasi. Di awal relasi, mungkin menurutmu memiliki pasangan yang penuh imajinasi memang menyenangkan, seakan-akan hidup terasa ringan dan tanpa beban. Tapi pahamilah bahwa kehidupan berumah tangga membutuhkan kesiapan mental, terlalu serius akan membuat orang cepat frustrasi, terlalu santai juga akan membuat orang terjerumus ke dalam delusi. Lelaki dengan problem semacam ini biasanya mengalami disorientasi identitas. Ia belum tahu harus berkarier di bidang apa, tidak tahu apa yang ingin dicapai dalam hidup, bahkan mungkin tidak tahu apa tujuannya menikahimu. Baginya hidup hanyalah taman bermain.
Fundamentalis
Tipe yang satu ini cukup berbahaya sebab hanya menjadikan dan kitab suci untuk menjajah pasangan. Sayangnya, tidak disertai pemahaman yang kaffah melainkan hanya setengah-setengah. Contoh: lelaki yang menuntut pemenuhan nafkah batin tapi tidak pernah memenuhi nafkah lahir. Bukan itu saja, lelaki tipe fundamentalis menjadikan idelisme yang ia pegang hari itu sebagai pembenaran. Tidak jarang perempuan akhirnya sukar menyampaikan suara atau aspirasnya karena sering dibenturkan dengan dogma-dogma agama, budaya, dan sosialnya. Di celah inilah para lelaki fundamentalis akan bermain.
Itu sebabnya mengapa seorang perempuan harus cukup teredukasi sebelum menyandang status sebagai istri. Bukan hanya paham hak dan kewajiban sebagai perempuan, tapi juga hak dan kewajiban sebagai manusia. Coba kamu bayangkan, kalau belum menikah saja dia sudah berusaha “menjajah” kamu, pernikahan macam apa yang nantinya kelak kamu jalani? [Krist]