Tak Hanya Layani Pengiriman Uang dan Barang, Guna Lindungi Pekerja Migran, Pospay Sematkan Tombol Panic Button
JAKARTA – Guna membantu kebutuhan sekaligus melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI), PT Pos Indonesia (Persero) menjalin kolaborasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi menyatakan pihaknya siap membantu BP2MI, dengan apa yang dimiliki Pos Indonesia.
Menurut Faizal, ada tiga wujud milik Pos Indonesia yang sejalan dengan keberadaan PMI di luar negeri. Pertama, PT Pos Indonesia siap memfasilitasi pengiriman barang dari luar negeri ke Indonesia. Faizal memastikan barang-barang tersebut bisa sampai ke alamat tujuan, bahkan di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terpencil) dan perbatasan.
Kedua, Pos Indonesia mempunyai supperapps berlabel Pospay di bawah divisi Bisnis Jasa Keuangan.
“Dengan Pospay, PMI dapat mengirim uang ke dalam negeri, membayar listrik, membelikan pulsa saudara yang di Indonesia, dan membayar kredit rumah bila nanti ada program KUR dari BP2MI,” kata Faizal saat pelepasan 524 PMI program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan dan 139 yang sedang mengikuti Preeliminary education, pada Rabu (15/02/2023).
Lebih lanjut Faizal mengatakan Pos Indonesia juga akan menyediakan fitur khusus di aplikasi Pospay bagi PMI. Fitur ini berupa saluran pengaduan demi mencegah kekerasan terhadap PMI.
“Jadi nanti di Pospay ada fitur khusus untuk informasi tentang PMI, kemudian dari Kepala BP2MI ini (fitur) ada panic button,” janji Faizal.
Fitur ini, tambah Faizal, penting sebagai langkah cepat Pemerintah Indonesia dalam merespon semua aduan dari PMI. Terutama jika PMI mendapat perlakuan yang tidak manusiawi di negara penempatan.
Faizal berharap semua PMI yang tersebar di semua negara dapat mengunduh aplikasi Pospay. Pasalnya, Pospay dapat digunakan PMI untuk berbagai transaksi keuangan.
Bentuk dukungan ketiga yaitu, pihak Pos Indonesia juga peduli terhadap keberlanjutan karir PMI sepulang dari negara penempatan. Mereka diharapkan bisa menempuh pendidikan di Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) secara daring untuk program D3, D4 dan S1 di sela PMI bekerja.
“Mereka bisa dapat gelar ketika mereka pulang ke Indonesia. Mereka punya pengalaman kerja, punya wawasan di luar negeri, dan juga pendidikannya meningkat sehingga ketika berwirausaha dan kalau bekerja lagi kompetensinya lebih tinggi sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik,” pungkas Faizal. []