December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tanda-Tanda Suami Tidak Menghargai Istri

4 min read

Yang terbaik di antara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang terbaik terhadap istriku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahabat Ummi, laki-laki dan perempuan adalah dua makhluk beda jenis yang tidak bisa dipisahkan untuk membangun peradaban. Tanpa kerjasama yang baik di antara keduanya, tidak mungkin generasi baru bisa ada. Sebagaimana firman Allah bahwa DIA menciptakan manusia berpasang-pasangan: laki-laki dan perempuan.

Perempuan yang baik dikatakan di salah satu hadits adalah yang shalihah, namun di sisi lain dijelaskan pula bahwa laki-laki yang baik adalah yang bisa memperlakukan istrinya  (wanita) dengan baik.

Dari sini saja kita sudah bisa memahami bahwa Allah itu Mahaadil. Laki-laki diciptakan bukan untuk menyiksa wanita atau sebaliknya.

Namun seringkali, di dunia nyata kita jumpai laki-laki (suami) tidak bisa memperlakukan istrinya dengan baik. Apapun alasannya, hal tersebut tidak bisa dibenarkan. Bukankah ibunya juga wanita. Apakah yang bersangkutan  mau jika ibunya atau saudara perempuannya atau anak perempuannya diperlakukan tidak manusiawi seperti dia memperlakukan istrinya?

Lalu, apa saja tanda-tanda suami yang tidak menghargai istri?

 

  1. Merasa “laki-laki”

Merasa superior hanya karena dia laki-laki. Padahal tak seorang pun tahu akan lahir sebagai laki-laki atau perempuan. Yang itu artinya, siapa pun tidak berhak merasa sombong. Semuanya karena Allah.

 

  1. Tidak memberi nafkah padahal mampu

Hak-hak wanita atas kalian (para suami) ialah memberi nafkah, menyediakan sandang dengan cara yang baik.” (HR Abu Dawud)

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Annisa: 34)

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari apa yang telah Allah karuniakan kepadanya. Allah tidaklah memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.” (Ath-Thalaq: 7)

Kewajiban suami memberi nafkah keluarga SESUAI KEMAMPUAN adalah WAJIB. Jika dalam kondisi pas-pasan saja laki-laki harus bertanggung jawab menafkahi keluarga, apalagi kalau berlebih.

Maka, suami yang tidak mau memberi nafkah padahal mampu bukanlah suami yang menghargai istrinya lebih-lebih dirinya sendiri. Na’udzubillah.

 

  1. Membandingkan istrinya dengan istri orang lain atau mantannya

“Lihat tuh Dek, dia bisa menghasilkan uang meski cuma di rumah aja,”

“Kamu kok enggak bisa seputih dia, sih,”

Bagi seorang istri yang perasaannya begitu halus kata-kata suami yang seperti itu adalah tamparan. Istri merasa tidak dihargai padahal sudah berusaha memberikan yang terbaik. Bila pun ingin memberi masukan ke istri seharusnya tidak perlu membawa nama-nama pihak ketiga.

 

  1. Selalu berkata, “Itu kan memang tugasmu!” alias enggak mau tahu

Suami dan istri adalah tim yang solid. Harusnya saling mengisi dan memahami, dan bukan bersikap bodo amat “pokoknya aku udah ngerjain tugasku, udah titik!”

 

  1. Tidak menjaga diri dan hati

Foto-foto selfie berdua begitu akrab dengan wanita lain, balas-balasan pesan dengan menggunakan kata-kata mesra, bahkan sampai jalan bareng berdua dengan lawan jenis padahal enggak ada urusan apa-apa. Beberapa hal tersebut adalah contoh suami yang tidak bisa menjaga diri dan hati, tidak menghargai istri.

Padahal, tidak hanya istri saja yang harusnya dituntut untuk menjaga diri, tapi juga suami.

 

  1. Galak dengan istri, baik dan perhatian dengan orang asing

Padahal logikanya kalau dengan orang lain saja harus baik, apalagi dengan istri. Ya, kan?

 

  1. Mengungkit-ungkit pemberiannya pada istri

“Kalau bukan karena aku …”

“Coba kalau enggak nikah sama aku …”

Ehm … padahal kesuksesan suami juga tidak terlepas dari doa istri. Pepatah mengatakan “behind a great man, there is a great woman,”

Dan lagi, semua hanya titipan. Kenapa sombong hanya karena diberi kesempatan lebih. Bagaimana jika kondisi beberapa tahun ke depan berbalik: suami bangkrut, istri berjaya. Apa sang suami enggak malu?

“Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi, Dia melapangkan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya, Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu,” (Asy- Syuura: 12)

 

  1. Tidak mau bekerja, pemalas, & membebankan semua urusan ke istri

Hamil, melahirkan, mengurus anak 》istri, Nyari uang 100% 》istri, Ngurus ini dan itu 》istri, Lha suaminya ngapain? Mainan COC?

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (HR. Ahmad)

Sesungguhnya di antara dosa-dosa yang tidak dapat dihapus (ditebus) dengan pahala sholat, haji, dan sedekah namun hanya dapat ditebus dengan kesusahpayahan dalam mencari nafkah.” (HR. Athabrani)

 

  1. Melakukan kekerasan fisik dan psikis

Dua hal ini jelas-jelas bisa berakibat fatal. Bila kekerasan fisik mungkin masih bisa segera hilang, namun tidak dengan psikis. Trauma luka akibat kekerasan psikis tidak bisa dengan mudah hilang dalam sekejap. Bahkan bisa berimbas ke anak.

 

  1. Tidak membiarkan istrinya maju, meremehkan istri

“Bang, aku mau ikut kelas online ya?”

“Emang kamu bisa?”

“Mas kalau begini gimana?”

“Udahlah, diem aja. Kamu tahu apa, sih,”

Nah, gimana. Pantas enggak sih suami ber-attitude seperti itu? Selama yang dilakukan istri positif dan demi kebaikan keluarga, harusnya suami mendukung.

jika saat ini kita adalah seorang Ibu, semoga kita bisa mendidik anak laki-laki kita dengan baik agar kelak bisa memuliakan istrinya. Aamiin. []

Sumber : Hartamu Hartaku Hartaku Punya Siapa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Advertisement
Advertisement