Terbongkar, Pengakuan Hoax Bakul Dawet di Kanjuruhan Ternyata Dilakukan Kader PSI
MALANG – Sosok wanita yang mengaku sebagai penjual dawet dan memberikan keterangan palsu terkait tragedi Kanjuruhan akhirnya terungkap.
Sejumlah pihak bahkan menyebut perempuan tersebut anggota atau kader dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Terkait hal ini, Ketua DPD PSI Kabupaten Malang, Yosea Suryo Widodo membenarkan jika wanita yang bernama Suprapti itu merupakan anggota partainya.
Namun, menurutnya, Suprapti sudah tak lagi memiliki jabatan di kepengurusan DPD PSI Kabupaten Malang sejak pertengahan 2020.
“Ibu tersebut sudah bukan pengurus PSI sejak 22 Juni 2020,” kata Yosea dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).
Meski begitu, PSI akan lakukan pengecekan keanggotaan terhadap Suprapti. Jika Suprapti masih terdaftar sebagai anggota partai tersebut, PSI akan lakukan pemecatan.
“Ibu tersebut sudah bukan pengurus PSI sejak 22 Juni 2020. Kami sedang mengecek di sistem keanggotaan PSI. Jika benar masih tercatat, kami segera pecat,” ujarnya.
Dia pun menegaskan, PSI mendukung Tragedi Kanjuruhan diusut secara tuntas.
“Sejak awal, PSI mendukung pengusutan tuntas hilangnya ratusan nyawa dalam Tragedi Kanjuruhan dan pihak-pihak yang bertanggung jawab harus diberi sanksi,” kata dia.
Sebelumnya, rekaman suara seorang wanita yang mengaku sebagai penjual dawet viral di media sosial. Seorang perempuan tersebut membicarakan penyebab banyaknya korban di Kanjuruhan. Menurutnya, itu bukan karena gas air mata, tapi suporter yang “uyel-uyelan” sambil menuding penggunaan miras.
“Yang lebih parah itu, akhirnya mereka (Aremania) uyel-uyelan (desak-desakan), uyel-uyelan keluar karena menghindari gas air mata,” ungkapnya dalam rekaman itu.
Kemudian ia menyebut bahwa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan gas air mata tidak seberapa. Namun sebaliknya ia menyebut bahwa Aremania justru berdesak-desakan dan saling injak antar sesama suporter.
“Nah, gas air matanya sebetulnya gak terlalu anu kok. Cuman ini, uyel-uyelane karo sodok-sodokane karo jejek-jekane (desak-desakan dan dorong-dorongan serta injak-injaknya) sesama suporter,” tuturnya.
“Terus di pintu 3, sebelah kiri warung saya itu ada anak terjepit, ada anak kecil terjepit. Dari situ awalnya ditolonglah sama polisi, Pak Arif namanya, orang batu, polisi batu,” sambungnya.
Lebih lanjut, menurutnya anak kecil yang terjepit tersebut dilindungi oleh seorang polisi bernama Arif.
Selain itu, ia menyimpukan bahwa Aremania minum alkohol. Termasuk korban yang mati berbau alkohol.
“Terus ditolong dia dilindungi, dibawa. Tapi wong suporter sakdurunge wes ngombe kabeh (sebelumnya supporter sebelumnya sudah minum (alkohol) semua). Yang meninggal itu banyak yang berbau alkohol,” kata si penjual dawet itu. []