Termasuk di Indonesia, Hepatitis Misterius Kini Telah Merambah 20 Negara
JAKARTA – Kasus dugaan hepatitis misterius terus menebar teror. Selain mematikan, perkembangannya cukup pesat. Tercatat ada 228 kasus dugaan hepatitis misterius pada anak dari 20 negara. Dengan 50 kasus tambahan sedang diselidiki.
Perkembangan itu disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban. Lewat akun twitternya, @ProfesorZubairi, ia menjelaskan tersangka utama sementara ini diduga Adenovirus 41 (CDC).
Apa itu Adenovirus?
“Virus umum yang sebabkan berbagai penyakit: pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare. Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis. Patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri,” terang Zubairi.
Ia juga memastikan, penyebabnya bukan virus hepatitis A, B, C, D, dan E yang dikenal. Adenovirus 41 tak pernah merusak liver, kecuali imunitas buruk. Yang jelas, ini menyerang anak-anak yang imunitasnya bagus.
Ia tidak menampik bahwa hepatitis misterius ini amat serius. Karena beberapa anak meninggal. Di Inggris, bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi atau cangkok hati.
Sejauh ini, kata dia, hasil positif didapat dengan tes darah keseluruhan. Bukan hanya dengan plasma.
Menurut WHO, kata Zubairi, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja usia 16 tahun.
Sebagian besar anak-anak ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam.
Ia memastikan kasus ini tidak terkait vaksin Covid-19. “Hipotesis (mengaitkan hepatitis ini dengan Covid-19) ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19,” jelas dia.
Indonesia sudah melaporkan temuan 3 kasus meninggal diduga hepatitis akut ‘misterius’ alias tanpa penyebab yang diketahui.
Temuan 3 kasus meninggal dunia dilaporkan Kementerian Kesehatan RI dalam rentan 2 pekan hingga 30 April 2022. Ketiganya dirawat di RSPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah dirujuk dari sejumlah rumah sakit di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. []