December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Terpapar Virus Hog Cholera, 4.682 Ekor Babi Mati

2 min read

SUMUT – Virus kolera babi semakin menyebar di Sumatra Utara (Sumut). Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Azhar Harahap, mengatakan per awal November sudah ada sebanyak 4.682 ekor babi yang ditemukan mati diduga terjangkit virus yang biasa dikenal dengan istilah Hog Cholera.

Babi yang mati itu rata-rata ditemukan di 11 kabupaten/kota, yakni Deli Serdang, Humbang Hasundutan, Dairi, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir.

“Mengenai penyebaran virus hog cholera pada ternak babi di Sumut sebanyak 4.682 ekor dan terjadi di 11 kabupaten/kota di Sumut,” katanya dilansir dari Antaranews, Kamis (07/11/2019).

Fenomena ini sebetulnya telah terjadi sejak pertengahan Oktober lalu, namun virus semakin menyebar luas karena sebagian peternak membuang bangkai babi ke sungai. Padahal, menurut Azhar, bangkai babi seharusnya ditanam.

“Penyebaran virus ini melalui udara. Jika bangkai tidak ditanam, maka virus akan semakin menyebar. Saat ini sudah 11 daerah yang terkena,” katanya.

Pembuangan bangkai secara sembarangan ini, akan membuat upaya menghadang penyebaran virus makin sulit. Berbagai upaya dilakukan, termasuk menyebarkan disinfektan dan pemberian vaksin kepada ternak di berbagai daerah.

Menurut Azhar, petugas akan makin memperluas cakupan pemberian vaksin. Terutama daerah yang kini terjangkit.

Menyikapi hal tersebut, pihaknya sendiri telah mengambil langkah-langkah yaitu salah satunya langsung turun ke lokasi Kabupaten/Kota yang terkena wabah, melakukan monitoring sekaligus pengambilan sampel.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga telah mengeluarkan surat edaran kepada Bupati dan Walikota untuk menekan wabah ini, yakni dengan tidak membuang bangkai babi yang terinfeksi hog cholera sembarangan.

Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi dengan jumlah populasi babi terbanyak di Indonesia. Tahun lalu populasi babi di provinsi ini mencapai 1,2 juta ekor.

 

Tidak menular ke manusia

Penyakit hog cholera yang menyerang babi disebut tidak berbahaya pada masyarakat dan penularannya hanya dari babi ke babi. Hog cholera atau umum pula dikenal sebagai classical swine fever (CSF) merupakan penyakit menular pada babi domestik dan liar.

Penyebab utamanya adalah virus yang berasal dari genus Pestivirus dan keluarga Flaviviridae. Virus ini hampir sama dengan yang menyebabkan diare pada sapi dan domba.

CSF ditemukan di sebagian penjuru dunia mulai dari Amerika, Eropa, Asia, dan sebagian Afrika. CSF sempat mewabah di beberapa negara seperti Belanda, Jerman, Belgia, dan Italia selama rentang tahun 1990-an.

Menyitat situs OIE World Organisation for Animal Health, penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan babi yang terinfeksi. Penularan umumnya terjadi melalui air liur, cairan sekresi dari hidung, urine, dan feses. Populasi babi hutan disebut-sebut berperan dalam menyebarkan penyakit.

Virus ini masuk ke NTT pada 1998 di Kupang dan mulai 1999 menyebar ke Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Sumba Barat serta Sumba Timur dan Kabupaten Flores Timur.

Mulai 2001-2017, virus ini mulai masuk dan menyerang ternak babi di Timor Tengah Utara, Malaka, Belu, dan seluruh wilayah di daratan Pulau Flores, Alor dan Lembata.

Pada pertengahan 2017 lalu, wabah hog cholera ini sempat menyerang peternakan babi di Pulau Flores dan menewaskan sekitar 10.000 ekor babi milik petani dengan nilai kerugian mencapai Rp25 miliar. []

Advertisement
Advertisement