Terpisah Jauh dengan Orang Tuanya, Pemerintah Memikirkan Pengasuhan Anak-Anak PMI yang Ditinggal di Rumah

JAKARTA – Tak hanya pemenuhan atas hak Pekerja Migran Indonesia, pemenuhan hak dasar terhadap anak Pekerja Migran Indonesia juga penting untuk disuarakan. Walaupun berjarak ratusan bahkan ribuan kilometer dengan orang tuanya yang mengadu nasib di luar negeri, pola asuh terhadap anak Pekerja Migran Indonesia harus mendapatkan atensi.
Hal ini disuarakan oleh Komisioner Komnas Perlindungan Anak, Cornelia Agatha, Rabu (28/5/2025) dalam Lokakarya Strategi Pola Asuh Anak Pekerja Migran Indonesia, yang digelar Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Karawang, Jawa Barat.
“Kita perlu membangun awareness agar anak tetap menjadi prioritas ketika ditinggal bekerja oleh orang tuanya,” ujar Cornelia.
Pemeran Sarah dalam Sinetron ‘Si Doel Anak Sekolahan’ tersebut menyambung di hadapan para keluarga pekerja migran Indonesia, perlu pembekalan agar para anak pekerja migran yang hanya dapat berkomunikasi jarak jauh dengan orang tuanya, tak menjadi penghalang untuk sukses.
“Pada dasarnya setiap anak berhak atas masa kecil yang indah dan masa depan yang cerah. Anak pekerja migran indonesia juga berhak untuk maju, sukses, dan terlindungi,” tegas Cornelia.
Sementara itu, Direktur Reintegrasi dan Penguatan Keluarga Kementerian P2MI, Hadi Wahyuningrum, menuturkan tujuan digelarnya lokakarya ini agar penguatan keluarga dapat dilakukan mulai dari hulu.
“Harapan kami dengan diadakannya lokakarya yang kita harus menyentuh di hulunya, terutama di desa yang menjadi tempat untuk kita melakukan sosialisasi dan penyebaran indormasi,” tuturnya.
Yayuk berharap, para peserta yang hadir dapat menerima manfaat optimal dari para narasumber, agar para anak pekerja migran Indonesia yang terbatas jarak dalam pengasuhan langsung oleh orang tuanya, tetap dapat tumbuh menjadi anak yang sukses. []