October 18, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Terungkap, Begini Penyebab Angka Perceraian di Banyuwangi Tinggi

2 min read

JAKARTA – Sebuah tim riset dari Universitas Airlangga (Unair ) telah berhasil menyelesaikan penelitian di Kabupaten Banyuwangi. Tim ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan fokus pada penyebab tingginya angka perceraian di wilayah yang dikenal sebagai Sunrise of Java.

Ketua Tim dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA), Firrial Eksa Maulidania Putri, membenarkan tujuan riset mereka. Dia menyatakan bahwa tingkat perceraian yang tinggi di seluruh wilayah Banyuwangi, baik di perdesaan maupun di perkotaan, mendorong mereka untuk melakukan penelitian ini.

“Kami ingin meneliti apakah ada perbedaan dalam konstruksi sosial masyarakat antara dua wilayah tersebut yang mungkin berkontribusi pada tingginya perceraian,” ungkap Firrial, Senin (23/10/2023).

Dalam penelitian mereka, Firrial menjelaskan bahwa timnya memilih dua wilayah sebagai sampel. Pertama adalah Kecamatan Genteng, yang mewakili wilayah perkotaan, dan kedua adalah Kecamatan Muncar, yang mewakili wilayah perdesaan.

Firrial menekankan bahwa penelitian tentang konstruksi sosial masyarakat dalam konteks perceraian antara perdesaan dan perkotaan masih cukup langka. Oleh karena itu, di bawah bimbingan Syifa’ul Lailiyah SKM MKes, tim ini fokus pada Kabupaten Banyuwangi.

Firrial bersama anggota timnya, yaitu Ghani Armando, Dimas Ahmad Nurullah Subekti, dan Mohamad Devan Tri Oktavadhan, melakukan penelitian lapangan.

Hasil penelitian tim menunjukkan perbedaan dalam konstruksi sosial masyarakat perdesaan dan perkotaan Banyuwangi terkait keluarga berencana dan perceraian.

“Di perdesaan, stigma terhadap perceraian cenderung muncul karena praktik patriarki dan pernikahan yang dilihat sebagai fungsi reproduksi. Sementara di wilayah perkotaan, stigma perceraian lebih terkait dengan masalah finansial,” ungkap Firrial.

Sebagai hasil dari penelitian ini, tim riset telah merancang sebuah dokumen yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, yaitu policy brief atau ringkasan kebijakan. Meskipun mungkin tidak langsung dirasakan oleh masyarakat, ringkasan ini dapat menjadi panduan bagi pemangku kebijakan dalam mengatasi masalah perceraian.

“Dalam jangka panjang, luaran seperti policy brief dapat membantu mengurangi angka perceraian dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” lanjut Firrial.

Hasil penelitian telah diunggah dalam jurnal ilmiah dan ringkasan kebijakan juga telah diserahkan kepada beberapa instansi, termasuk Kantor Urusan Agama Kecamatan Genteng dan Muncar.

“Rencana tindak lanjut kami adalah menyampaikan policy brief kepada Pengadilan Agama Banyuwangi dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, serta Keluarga Berencana Banyuwangi, dan menyelesaikan laporan akhir,” jelas Firrial. []

Advertisement
Advertisement