Tiga Kali Imlek, Jutaan Orang China Tak Bisa Mudik
HONG KONG – Penyebaran Covid-19 telah menggagalkan rencana mudik jutaan orang di China saat perayaan Tahun Baru Imlek selama tiga tahun berturut-turut.
Sebelum pandemi, sebanyak tiga miliar perjalanan terjadi di seluruh wilayah China saat Imlek, yang juga merupakan mudik tahunan terbesar di dunia.
Namun angka penularan yang meningkat kembali memaksa banyak orang membatalkan rencana mudik mereka pada Tahun Baru Imlek –juga dikenal sebagai Festival Musim Semi—yang jatuh pada 1 Februari tahun ini.
Bagi masyarakat China, perayaan Imlek menjadi momen terpenting untuk berkumpul dengan keluarga. Orang-orang yang bekerja di kota-kota kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakannya bersama keluarga.
Kementerian Perhubungan China memperkirakan ada 1,18 miliar perjalanan pada Imlek tahun ini. Meski jauh di bawah angka perjalanan selama pandemi, masih ada kekhawatiran hal itu akan memicu lonjakan kasus.
Pemerintah China dengan strategi nol Covid-nya telah memberlakukan sejumlah pengetatan. Apalagi, Olimpiade Musim Dingin 2022 akan mulai digelar pada 4 Februari mendatang di Beijing.
Penduduk China diawasi secara ketat oleh pemerintah melalui sistem kode warna yang menentukan apakah mereka boleh bepergian.
Mereka harus menunjukkan kode berwarna hijau dari ponsel mereka, yang mengindikasikan bahwa mereka tidak datang dari area terdampak Covid-19, sebelum naik angkutan umum atau melewati jalan raya.
Otoritas setempat mengadakan tes massal dan memberlakukan karantina wilayah secara mendadak yang berdampak pada jutaan orang sebagai respons atas wabah sporadis di negara itu.
Olimpiade Musim Dingin juga menambah tekanan bagi pejabat-pejabat daerah yang menutup kota demi mencegah penyebaran virus.
Kebijakan itu menimbulkan kekecewaan, terutama bagi para pekerja migran.
Hari libur saat Imlek dan Festival Musim Semi adalah momen paling berharga dalam satu tahun di mana mereka bisa mudik dan bertemu keluarga.
“Salahkah seorang pekerja migran yang bekerja keras siang dan malam, tinggal jauh dari rumah, kembali ke kampung halamannya dan berkumpul kembali dengan keluarganya di hari libur yang hanya beberapa hari?” tulis seorang pengguna di platform media sosial China, Weibo. []
Sumber BBC