April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tumor Di Wajah Suami Makin Parah, Istri Yang Jadi PMI “Ngemohi” dan Tidak Peduli

2 min read

KEDIRI – Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah yang dialami oleh Mujiianto (41) pria warga Desa Jarak Plosoklaten Kediri ini. Bagaimana tidak, dalam kondisi raganya yang terserang tumor, ketiadaan biaya lantaran kemiskinan yang mendera, Mujianto hidup sebatangkara mengandalkan belas kasihan tetangga dan warga.

Mujianto sendiri sebenarnya memiliki seorang istri bernama Isana (38) yang hingga kini diantara keduanya masih terikat hubungan suami istri, namun sejak penyakit yang diderita Mujianto semakin bertambah parah, istri Mujianto yang hingga saat ini menjadi PMI justru “ngemohi” alias memalingkan diri dari suami.

Kepada awak media yang menjenguknya, Mujianto sendiri mengaku sangat ingin sembuh dari sakitnya. Namun pria yang sekarang sebatang kara itu tidak berdaya serta hanya berharap ada keajaiban untuk menyembuhkan penyakitnya.

“Saya sangat ingin sembuh dari sakit bengkak di wajah. Mudah-mudahan ada yang mau membantu,” ungkap Mujianto di kasur tempatnya dirawat, Senin (03/08/2018).

Kondisi penyakit Mujianto sendiri sudah sangat parah. Akibat wajahnya bagian kanan yang membengkak sebesar bola mini telah mendesak bola matanya sebelah kanan tidak dapat berfungsi normal.

Untuk mengobatinya juga dilakukan secara tradisional dengan diberi sepotong daun talas. Pria itu berharap bengkak di wajahnya tidak semakin membesar dan tidak terasa sakit.

Penyakit tumor wajah yang diderita Mujianto sudah mulai dirasakan hampir setahun lalu. Semula bengkaknya memang tidak terlalu besar, namun karena tidak mendapatkan pengobatan medis, bengkak di separo wajahnya telah bertambah membesar. Bagian yang bengkak juga terasa sakit.

Sedang  keluarganya yang lain mengaku juga tidak dapat berbuat banyak karena faktor ekonomi, termasuk orangtuanya Pariatun (65) juga sudah pasrah karena tidak punya biaya untuk berobat anaknya.

Beruntung warga memberikan uluran tangan dengan menampung Mujianto di salah satu bilik Polindes. Di bilik sederhana ini, Mujianto hanya ditemani radio yang setiap hari menjadi sarana hiburannya.

Menurut Ny Wulan, Ketua RT 03 Desa Jarak, penyakit yang diderita Mujianto pernah diperiksakan ke RSUD Pare. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien kemudian dirujuk ke RS Saiful Anwar Malang.

Namun kendala yang dihadapi, sejauh ini masih belum ada biaya untuk membawa pasien ke RS Saiful Anwar, termasuk yang akan menunggu juga belum ada.

Selama ini warga yang bersimpati dengan penderitaan pasien secara gotong royong membiayai. Termasuk menyiapkan makanan yang setiap hari dikonsumsi Mujianto.

“Kalau keluarganya sudah pasrah semua karena faktor ekonomi. Sedangkan istrinya sudah lama pisah ranjang, dua anaknya sekarang diasuh mertuanya,” jelasnya.

Sesekali bidan desa yang memeriksa kondisi kesehatannya. Namun belum ada pengobatan medis yang layak untuk penyakitnya. “Penyakitnya harus dioperasi,” ungkapnya.

Sejauh ini warga masih melakukan ihtiar mencari solusi untuk mengatasi penderitaan yang dialami Mujianto.

“Warga masih berupaya bagaimana membawa pasien ke RS Saiful Anwar. Terus mencari relawan yang akan menunggu disana,” ungkapnya.

Sedangkan Arif Witanto, Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jatim berharap Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri untuk lebih proaktif menangani masalah sosial yang dialami masyarakat.

“Karena pasien benar-benar tidak mampu, sudah menjadi kewajiban Pemkab Kediri untuk jemput bola. Sehingga masalah yang dialami pasien tumor wajah segera ada solusinya,” harapnya.[]

Advertisement
Advertisement