April 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Udang Lobster Mengubah Hidup Pemuda ini Dari Seorang Kuli Menjadi Tajir Karena Punya Usaha Sendiri

2 min read

KUDUS – Di pekarangan sebuah rumah yang berada di Desa Rendeng, Kecamatan Bae, Kudus, terdapat kolam yang terbuat dari terpal. Seorang pria tampak sedang mengamati mengamati lobster yang berada di dalam kolam tersebut dan kemudian mengambil beberapa yang sudah layak dipanen.

Pria bernama Diki Safitri (27) tersebut, merupakan pemilik peternakan Ramuna Lobster. Ia menyebut, budidaya lobster memiliki prospek yang cukup menjanjikan.

Diki pun rela meninggalkan pekerjaan sebelumnya di proyek kontruksi untuk menekuni budidaya lobster. Apalagi katanya, pekerjaannya dulu memiliki risiko yang cukup tinggi.

“Kalau budidaya lobster ini sangat menjanjikan untuk ditekuni. Bahkan, kemungkinan kerugian dari usaha ini sangat kecil. Karena perawatannya mudah dan jumlah kematian dari bibit lobster juga tidak terlalu banyak,” jelasnya, Senin (13/12/2021).

Ia pun bercerita, untuk modal awal yang dikeluarkan, Diki mengaku hanya mengeluarkan Rp1 juta saja. Modal tersebut dibuatnya untuk membuat kolam sederhana dari terpal, pengairan, makanan lobster dan membeli 10 ekor bibit lobster betina dan jantan.

“Awal budidaya diajari teman saya dari Semarang. Saya diajari dari nol, mulai dari bibit, pembuatan kolam dan settingan air. Lalu saya terapkan dan buat kolam sendiri di rumah,” ujarnya.

Setelah berjalan satu tahun, kini sudah ada ribuan bibit lobster yang ia budidaya. Bermodalkan memanfaatkan pekarangan rumah dan membuat kolam seluas 2×1 berjumlah 5 kolam, kini Diki bisa menjual lobster untuk jenis red claw (capit merah) sebanyak 9 – 10 kilogram seminggunya.

“Untuk penjualannya, saya bisa menjual 9-10 kilogram. Untuk satu kilogramnya harganya 200 ribu,” ujarnya.

Diki juga mengatakan, satu lobster betina bisa bertelur hingga seribu telur. Dari jumlah tersebut, hanya sedikit bibit lobster yang mengalami kegagalan menetas ataupun mati.

Ia menjelaskan, agar lobster betina bisa bertelur, membutuhkan waktu 3 sampai 5 minggu. Sedangkan untuk peranakan usia 3 bulan, biasanya sudah berukuran 3 inci dan sudah siap jual.

“Kalau ukuran 3-4 inci umur 3 bulan sudah bisa dimasak, tetapi paling bagus masa panen dan siap dikonsumsi usia 6-7 bulan,” ujarnya.

Tak hanya menjual lobster konsumsi, Diki juga menjual lonster hias yang cantik dan unik.

“Disini saya menjual mulai dari bibit lobster, lobster hias, lobster segar, lobster yang sudah dimasak hingga lobster frozen,” ujarnya.

Sejauh ini, lobster milik Diki sudah mampu menembus pasar hingga Brebes dan Banyumas. Namun, dia mengaku ingin lebih memfokuskan pemasarannya di wilayah Kudus dahulu.

“Sementara ini mau memasarkan di daerah Kudus sendiri supaya ramai. Untuk bakso lobster atau masakan lainnya kan bisa,” tukasnya. []

Advertisement
Advertisement