November 26, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

UMP Kurang dari 2 Juta, Banyak Pengusaha Tergoda Memindahkan Pabriknya

2 min read

JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menilai tingginya upah minimum nasional menjadi salah satu penghambat utama generasi Z untuk masuk ke pasar kerja formal. Porsi pekerja informal saat ini masih mencapai 60%, sedangkan 67% pengangguran terbuka berasal dari kelompok usia paling muda atau gen z.  Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam menjelaskan kompetisi bagi generasi Z semakin ketat karena banyak pekerja berpengalaman kembali masuk pasar kerja akibat gelombang pemutusan hubungan kerja. Hingga Oktober 2025, sekitar 170.000 pekerja mencairkan Jaminan Hari Tua setelah terkena PHK.

“Tekanan pada pasar kerja formal masih besar karena hampir 60% tenaga kerja berada di sektor informal. Ini menunjukkan kesempatan kerja bagi angkatan muda belum ada perbaikan,” kata Bob di kantornya, Selasa (25/11/2025) malam.

Bob memaparkan Indeks Kaitz—rasio upah minimum terhadap upah riil—sudah berada di atas 1,0. Ini artinya, upah minimum kini lebih tinggi daripada rata-rata upah riil yang diterima pekerja di lapangan. Idealnya, menurut dia, upah minimum berada di level 60% dari upah riil sehingga menghasilkan Indeks Kaitz sekitar 0,6 seperti negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Tingginya Indeks Kaitz, menurut Bob, memperlebar kesenjangan antara pertumbuhan produktivitas dan kenaikan upah minimum. Produktivitas nasional hanya tumbuh 1,5% hingga 2% dalam lima tahun terakhir, sedangkan tuntutan kenaikan upah minimum dari serikat pekerja sejak 2020 mencapai 6,5% hingga 10% per tahun. Dengan demikian, kesenjangan rata-rata mencapai 7% setiap tahun.

“Kesenjangan ini menciptakan tekanan struktural bagi dunia usaha, khususnya industri padat karya. Ini menjadi salah satu faktor pengurangan tenaga kerja dan relokasi pabrik tekstil,” katanya.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) sebelumnya menyampaikan alasan utama relokasi pabrik sepatu pemasok Nike–Adidas ke Cirebon dan Brebes adalah tingginya biaya tenaga kerja di Tangerang, Banten. Produsen yang dimaksud antara lain PT Tah Sung Hung, PT Longrich Bioscience, dan PT Victory Chingluh.

“Di Jawa Tengah, upahnya separuh dari Tangerang dan Bekasi,” kata Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko kepada Katadata.co.id, Jumat (31/10/2025).

Tah Sung dan Longrich telah memindahkan pabriknya ke Cirebon, sedangkan Victory Chingluh merelokasi fasilitas produksi ke Jawa Tengah. Longrich juga memindahkan sebagian fasilitas dari Tangerang ke Brebes. Saat ini, UMK Tangerang mencapai Rp 5,06 juta, sedangkan UMK Cirebon sekitar Rp 2,6 juta dan Brebes hanya Rp 1,88 juta. Eddy menambahkan, migrasi pabrik alas kaki ke Jawa Tengah bukan fenomena baru karena sudah berlangsung sejak 2015. Perusahaan yang merelokasi produksi juga telah memperhitungkan ketersediaan tenaga kerja agar operasi tetap berjalan lancar.

“Satu pabrik bisa menyerap 5.000 hingga 50.000 pekerja. Dalam 10 tahun terakhir, setidaknya sudah ada 68 pabrik yang pindah ke Jawa Tengah,” ujarnya. []

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply