Unggahan Facebooknya Berbau Aksi Demonstrasi, Pramugari Cathay Pasific Diberhentikan Seketika
HONG KONG – Seorang pramugari Cathay Pacific mendadak dipecat setelah mengunggah postingan yang berkaitan dengan demo Hong Kong ke Facebook.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan adanya perburuan yang didorong pemerintah China terhadap para pendukung pro-demokrasi yang ada di perubahan-perubahan besar.
Maskapai yang berbasis di Hong Kong itu dituduh tunduk kepada tekanan politik dan komersial dari Beijing, sehingga memecat sejumlah karyawannya dalam beberapa pekan terakhir, yang diduga mendukung gerakan anti-pemerintah.
Awal bulan ini, otoritas penerbangan China disebut telah memerintahkan Cathay Pasific untuk mencegah pendukung pro-demokrasi di antara 27.000 stafnya dari bekerja dalam penerbangan menuju atau yang melalui China, setelah terjadinya aksi mogok yang diikuti sejumlah karyawannya.
Dilansir AFP, Rebecca Sy, yang bekerja untuk maskapai regional Cathay Dragon, anak perusahaan Cathay Pasific, serta seorang pemimpin serikat pekerja, mengatakan bahwa dirinya telah dibatalkan dari penerbangan ke China, dan langsung diberhentikan pada hari berikutnya, yakni pada 21 Agustus.
Disampaikan Rebecca, pihak manajemen sempat menunjukkan sebuah postingan di Facebook miliknya yang membahas situasi politik, tetapi tidak memberikan alasan resmi pemecatannya.
“Jawaban yang saya dapat adalah ‘saya tidak bisa memberi tahu Anda mengapa’. Ini yang saya tidak bisa terima,” kata Rebecca kepada wartawan, tanpa memberi tahu isi unggahannya di Facebook.
“Ini bukan hanya tentang pemutusan hubungan saya. Kami tidak ingin kehilangan Cathay, maskapai lokal Hong Kong dan pesannya tentang nilai-nilai inti Hong Kong,” tambahnya.
“Seluruh kolega saya ketakutan karena ‘teror putih’ ini,” tambahnya, menggunakan istilah yang banyak digunakan untuk menyebut tekanan yang diberikan China terhadap Hong Kong.
Larangan penerbangan China telah memicu merosotnya saham Cathay Pacific dan memunculkan kekhawatiran di komunitas bisnis Hong Kong yang lebih luas.
Maskapai tersebut telah memecat setidaknya empat stafnya, termasuk dua pilot, terkait aksi demo Hong Kong.
Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (23/8/2019), salah satu pejabat Cathay Pacific, James Tong, menolak menanggapi kasus pemecatan Rebecca.
“Beberapa pekan terakhir ini adalah saat-saat paling menantang bagi setiap karyawan kami.”
“Kami adalah maskapai penerbangan internasional yang terkemuka… dan oleh karena itu kami harus mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di yurisdiksi tempat kami beroperasi,” ujar James Tong.
Hong Kong terkenal dengan lingkungannya yang ramah bisnis, dengan supremasi hukum, dan kebebasan berekspresi.
Tetapi sebagian besar perusahaan Hong Kong memiliki hubungan bisnis dengan China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Maskapai Cathay Pacific menjadi pembicaraan viral di medsos China setelah sejumlah stafnya bergabung dalam aksi demo pro-demokrasi, termasuk dari serikat pekerja yang mewakili pramugari maskapai penerbangan tersebut.
CEO Cathay Pacific, Rupert Hogg, pada 16 Agustus secara mendadak mengundurkan diri saat muncul tagar yang mengajak pemboikotan maskapai Cathay Pacific mendapat tanggapan dari puluhan juta pengguna media sosial.[]