Warga Indonesia di Taiwan Bersatu dalam Pengajian Akbar, TGB dan Syamsuri Firdaus Memperkuat Spirit Kebangsaan dan Moderasi Beragama

CHIAYI TAIWAN – Pada 11 Mei 2025, warga Indonesia di Taiwan, terutama yang berasal dari NTB, berkumpul dengan penuh semangat dalam Pengajian Akbar yang digelar di kota Chiayi. Tuan Guru Bajang (TGB), Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, yang hadir sebagai pembicara utama, bersama dengan Qari Internasional Syamsuri Firdaus, menyampaikan pesan-pesan penting mengenai moderasi beragama, cinta tanah air, serta pentingnya menjaga adab dan syariat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Kedatangan TGB di Taiwan disambut dengan antusiasme luar biasa oleh warga Indonesia, khususnya oleh perwakilan Nahdlatul Ulama (NU), Gabungan Anak Lombok (Galok), Anak Bima (Abim), dan berbagai organisasi diaspora Indonesia lainnya. Sambutan yang penuh semangat langsung terasa begitu TGB tiba di Bandara Internasional Taiwan, di mana para perwakilan komunitas Indonesia, khususnya dari NTB, berkumpul untuk menyambut beliau dengan rasa hormat dan kebanggaan.
Setelah tiba di Taiwan, TGB melanjutkan rangkaian acara dengan ramah tamah di mushalla kota Chiayi. Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi dan komunitas Indonesia di Taiwan, termasuk tokoh-tokoh dari NU serta perwakilan masyarakat Sasambo NTB. Dalam kesempatan tersebut, TGB menyampaikan pesan yang sangat menyentuh hati para jamaah.
“Jika saya diundang lagi ke sini, cukup siapkan tempat saja, jangan khawatirkan masalah hotel atau akomodasi yang membuat saudara-saudara saya di Taiwan sibuk. Nanti saya yang akan urus semua masalah akomodasi dan transportasinya,” ujar TGB.
Pernyataan ini mengundang rasa haru di kalangan hadirin, yang merasa sangat dihargai dan diperhatikan oleh TGB. Di kesempatan yang penuh kekeluargaan itu, beliau juga berbicara tentang pentingnya menjaga nilai-nilai luhur agama Islam serta adab dan syariat, yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia.
TGB menekankan pentingnya moderasi beragama atau Islam Wasathiyah, sebuah ajaran yang mengajarkan umat Islam untuk hidup berdampingan secara damai dengan sesama, baik sesama umat Islam maupun umat beragama lainnya. “Agama dan bangsa adalah satu napas. Kita harus tetap menjaga kesatuan, menjaga nama baik Indonesia, dan mencintai tanah air kita, dimanapun kita berada,” kata TGB dengan penuh semangat.
Pesan ini tentu saja sangat relevan dengan kehidupan warga Indonesia di luar negeri yang kerap dihadapkan pada tantangan menjaga keseimbangan antara budaya lokal dan agama.
Pada tanggal 11 Mei 2025, acara Pengajian Akbar berlangsung dengan penuh khidmat meskipun cuaca sangat tidak bersahabat. Di tengah hujan yang turun deras, tak menghalangi tekad dan niat tulus warga Indonesia untuk hadir dalam kajian ini. Tenda-tenda yang dipasang untuk acara tersebut, tampak penuh sesak oleh jamaah yang tetap bersemangat mengikuti rangkaian acara, seakan hujan ikut menundukkan diri dengan takzim mendengarkan lantunan suci ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan dengan merdu oleh Ustadz Syamsuri Firdaus.
Suara Syamsuri yang indah dan mendalam menambah kedamaian di tengah hujan yang semakin deras, memberikan kesan bahwa hujan pun turut menghormati setiap bacaan yang terlantun. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an mengalun begitu mendalam, menyentuh hati setiap jamaah yang hadir. Walau rintik hujan semakin mengguyur, tak ada yang bergeming, mereka semua tetap khusyuk, seperti hujan turut berdoa bersama, mengiringi setiap kata yang terucap dari bibir Syamsuri Firdaus.
Setelah itu, TGB melanjutkan acara dengan tausiah yang sangat memotivasi dan menginspirasi hadirin. Dalam tausiahnya, TGB mengajak umat Islam untuk senantiasa hidup di bawah cahaya Al-Qur’an dan Sunnah, dengan mengisi kehidupan dengan kebaikan, adab, dan syariat Islam. Beliau mengingatkan bahwa Islam tidak hanya sebuah agama, tetapi juga sebuah cara hidup yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan saling menghormati antar sesama umat manusia.
“Agama kita mengajarkan kita untuk tidak hanya hidup untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk kepentingan umat manusia,” katanya.
Beliau juga menekankan bahwa meskipun berada di luar negeri, warga Indonesia tetap harus menjaga identitas dan peran mereka sebagai duta bangsa. “Jangan pernah lupakan bahwa kita adalah duta bangsa Indonesia. Kita harus menjaga adab, syariat, dan selalu mencintai tanah air kita, dimanapun kita berada,” lanjut TGB, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para jamaah.
Acara tersebut menjadi lebih berarti dengan hadirnya beberapa jamaah, salah satunya Hardianto, warga asal Praya, Lombok Tengah, yang telah menetap di Taiwan selama empat tahun. Hardianto yang baru saja menikah di Taiwan, hadir bersama istri dan beberapa rekan lainnya. Dalam momen tersebut, TGB menyampaikan pesan agar mereka tetap menjaga kebersamaan dan cinta tanah air meskipun berada jauh dari Indonesia. “Mari kita terus menjaga ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan, di mana pun kita berada,” ujar TGB, yang mendapat sambutan hangat dari seluruh hadirin.
TGB juga mengingatkan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi warga Indonesia di luar negeri bisa sangat besar, kebersamaan dan semangat untuk menjaga persatuan adalah hal yang tak boleh dilupakan. “Kita adalah keluarga besar Indonesia, dan tidak ada yang lebih penting dari menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tambahnya.
Selama acara, TGB dan Syamsuri Firdaus terus menekankan pentingnya moderasi beragama dan ukhuwah Islamiyah. TGB mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, toleransi, dan kasih sayang, serta bagaimana pentingnya memegang teguh nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. “Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya hidup untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk kepentingan umat manusia,” katanya.
Acara Pengajian Akbar ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga mempererat kebersamaan di antara warga Indonesia di Taiwan. Meski terpisah oleh jarak dan waktu, mereka merasa semakin dekat dengan tanah air, dan semakin termotivasi untuk terus menjaga tali persaudaraan di antara mereka. Warga Indonesia di Taiwan merasa diberkati dengan acara ini dan bertekad untuk terus menjaga keharmonisan serta nilai-nilai Islam yang moderat. []