Waspada, Angka Kematian PMI di Kamboja Melonjak Hingga 75 Persen

JAKARTA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh sampaikan peringatan serius terkait kematian pekerja migran Indonesia (PMI) meningkat di Kamboja dalam tiga bulan terakhir ini.
Dalam keterangan pers yang disampaikan Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, mengungkapkan bahwa jumlah PMI yang meninggal dunia di Kamboja mengalami peningkatan drastis.
Terhitung alami kenaikan sebesar 75 persen dalam periode Januari hingga Maret 2025, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dubes Santo menyampaikan bahwa lonjakan angka kematian tersebut berkaitan erat dengan banyaknya jumlah WNI yang bekerja dalam jaringan penipuan daring (online scam) di Kamboja.
Meskipun telah banyak imbauan yang disampaikan oleh Pemerintah Indonesia melalui pemberitaan di berbagai media mengenai maraknya kasus serupa, masih saja banyak WNI yang terbuai dalam tawaran pekerjaan ilegal dengan iming-iming gaji tinggi.
“Nampaknya walaupun sudah ada himbauan Pemerintah, walaupun pemberitaan di media cukup masif, dan kasus sering viral di sosial media, ternyata masih banyak WNI yang terbuai dengan tawaran pekerjaan yang menyesatkan, yang janjikan gaji tinggi, kerjaan mudah, fasilitas enak, dan persyaratan yang minim,” ujar Dubes Santo dalam keterangan pers, Kamis (24/04/2025).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh KBRI Phnom Penh dari laporan kepolisian dan rumah sakit di Kamboja, penyebab utama kematian WNI di Kamboja didominasi oleh masalah kesehatan. Dari laporan resmi KBRI Phnom Penh, diketahui bahwa:
– 11 kasus kematian disebabkan oleh stroke dan penyakit jantung.
– 5 kasus kematian terjadi akibat diabetes, gagal ginjal, dan gangguan fungsi hati (liver).
– 4 kasus kematian disebabkan oleh kanker, epilepsi, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan gangguan internis.
– 3 kasus kematian berkaitan dengan penyakit menular akibat aktivitas seksual.
– 3 kasus lainnya terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.
– 2 kasus disebabkan oleh penyakit paru-paru.
Selain angka kematian, Dubes Santo juga menyampaikan data lonjakan kasus WNI bermasalah yang ditangani oleh KBRI Phnom Penh dalam periode Januari-Maret 2025.
Dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, KBRI telah menangani 1.301 kasus WNI.
Jumlah tersebut menunjukan adanya lonjakan yang meningkat tajam hingga 174 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dari total kasus tersebut, mayoritas atau sekitar 85 persen di antaranya berkaitan erat dengan penipuan daring (online scam).
Sementara itu, sisanya terkait dengan berbagai masalah perdata lainnya.
Melihat fakta yang mengkhawatirkan ini, Dubes Santo Darmosumarto menekankan bahwa masyarakat Indonesia harus semakin berhati-hati dan kritis dalam menerima tawaran pekerjaan di luar negeri, khususnya di Kamboja.
Beliau menegaskan bahwa tawaran pekerjaan dengan iming-iming gaji tinggi, pekerjaan mudah, fasilitas mewah, serta syarat yang tidak masuk akal, sudah sepatutnya dicurigai sebagai modus penipuan.
Sebagai langkah antisipasi dan penanganan kasus ini ke depan, KBRI Phnom Penh berkomitmen akan memperkuat koordinasi dengan berbagai instansi di Indonesia.
Hal ini untuk mencegah lebih banyak WNI yang terjebak dalam pekerjaan ilegal dan memberantas praktik penipuan daring yang semakin meresahkan.
“Diperlukan peningkatan edukasi dan literasi digital agar WNI terhindar dari jebakan perekrutan loker ilegal dan kejahatan daring yang merugikan banyak pihak,” pungkas Dubes Santo. []