Chief Executive Hong Kong, Carrie Lam Akan Diganti

Hong Kong's Chief Executive Carrie Lam arrives for a press conference at the police headquarters in Hong Kong early on July 2, 2019. - Hong Kong leader Carrie Lam on July 2 condemned the "extremely violent" storming of the city's parliament, after thousands of protesters ransacked the assembly in an unprecedented display of defiance on the anniversary of the territory's handover to China. Masked protesters -- mostly young and many wearing yellow hard hats -- broke into the legislature after hours of clashes with police. (Photo by Anthony WALLACE / AFP)
HONG KONG – Buntut dari shortcut RUU Ekstradisi yang melebar hingga menjadi unjukrasa berkepenjangan di Hong Kong telah cukup membuat Hong Kong menjadi sorotan internasional. Tak hanya itu, berbagai kerugian baik fisik, infrastruktur, anggaran hingga psikis warganya, kian hari kian tidak terlihat ujungnya kapan akan berakhir.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah Beijing akan mengganti pemimpin Hong Kong Carrie Lam dengan kepala eksekutif “sementara” sehingga akan mengakhiri pemerintahanya setelah berbulan-bulan protes pro-demokrasi.
Selama ini Lam pasang badan untuk China atas aksi protes warga Hong Kong yang khawatir Beijing akan memperketat cengkeramannya. Warga Hong Kong khawatir China akan membatasi kebebasan yang dinikmati di bawah prinsip “satu negara, dua sistem” yang disepakati ketika penguasa kolonial Inggris menyerahkan Hong Kong kembali ke China pada tahun 1997.
Sumber Financial Times mengatakan bahwa pejabat di China menginginkan situasi yang stabil sebelum keputusan akhir dikeluarkan tentang perubahan kepemimpinan. Menurut sumber itu, China tidak ingin terlihat menyerah pada kekerasan.
Jika Presiden Cina Xi Jinping memutuskan untuk menggantinya, penerus Lam akan ditunjuk pada bulan tahun depan Maret meski masa jabatannya berakhir pada 2022, menurut surat kabar itu seperti dikutip Reuters, Rabu (23/10/2019).
Calon kuat pengganti Lam termasuk mantan kepala Otoritas Moneter Hong Kong, Norman Chan, dan Henry Tang yang juga menjabat sebagai sekretaris keuangan dan kepala sekretaris administrasi wilayah, menurut laporan itu.
Pada September lalu Lam mengatakan akan mundur jika dia bisa.
Ratusan ribu orang turun ke jalan di Hong Kong sejak pertengahan Juni dalam satu aksi protes keras terhadap rancangan undang-undang yang akhirnya ditangguhkan. RUU itu bisa membuat orang dikirim ke China daratan untuk diadili di pengadilan yang dikontrol Partai Komunis.
Meskipun RUU itu akhirnya ditarik, protes terus berlanjut dan berubah menjadi menentang keputusan polisi yang melarang mereka melakukan aksi. []