April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Group LGBT Eksis Di Ponorogo Sejak 7 November 2014

3 min read

PONOROGO – Sebagian warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dihebohkan munculnya grup ‘Gerakan Gay Ponorogo’ di jejaring media sosial Facebook. Selama dua hari terakhir, bikin warga di daerah yang dikenal sebagai kampung santri ini kaget bukan main.

Na’udzubillahimindzalik, amit-amit jabang bayi. Begitulah reaksi warga Ponorogo saat melihat grup ‘Gerakan Gay Ponorogo’.

Dari laman depannya, grup ini bukan baru saja dibuat. Dalam keterangannya, grup ini dibuat pada 7 November 2014 atau hampir empat tahun. Grup ini adalah sebuah grup publik atau grup terbuka dan siapa saja bisa bergabung di dalamnya.

Satu-satunya admin dalam grup ini menggunakan akun Cah Reog. Di bagian deskripsi grup, ia menuliskan bahwa salah satu cara untuk membangkitkan percaya diri adalah menanamkan pemikiran ke dalam diri masing-masing bahwa menjadi gay atau lesbian bukanlah sebuah kesalahan.

“Ada yang bilang, karena kita gay, maka kita’ sakit’. Salah satu cara membangkitkan rasa percaya diri, itu kembali ke pribadi masing – masing dan jati diri setiap individu, terutama menanamkan dalam pikiran bahwa jadi gay atau lesbian itu tidak lah salah….. salam :),” tulis Cah Reog dalam deskripsi grup buatannya tersebut seperti dilansir laman beritajatim.com.

Sebagai sampul atau cover, dipasang foto empat orang lelaki bule yang sedang bersantai berjemur. Keempatnya bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek. Mereka seolah dua pasangan yang sedang bermesraan. Satu orang tampak sedang bersandar di paha pasangannya dan dua orang lagi tampak berangkulan. Sebuah label grup gerakan gay ponorogo jelas terlihat ketika dibuka dengan komputer, ponsel pintar maupun dengan tablet.

Yang makin bikin geboh adalah grup ini telah memiliki anggota lebi dari 790 pengguna Facebook, terhitung sejak Jumat (12/10/2018). Sejak 30 hari terakhir, terpantau ada penambahan 30 anggota baru. Di dalamnya juga terhadap berbagai foto seronok dan gambar komik tidak senonoh.

Beberapa percakapan pada beberapa hari terakhir menyebut-nyebut salah satu daerah di Ponorogo sehingga banyak yang yakin grup itu benar keberadaanya di Ponorogo.

“Astaghfirullah, Na’udzubillahimindzalik. Itu kan berarti banyak sekali gay dan lesbi atau mereka yang punya perilaku homoseksual di sini,” ujar Zainuri, salah satu warga Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Ponorogo.

Meski bisa saja tidak semua member grup ini adalah lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT, namun jumlah anggota dalam grup itu menurut Zainuri cukup mengejutkan.

Salah seorang warga lain berinisial RN, mengaku tergabung dalam grup tersebut sejak beberapa waktu lalu. Namun ia bukan gay yang ingin mencari pasangan atau ikut memposting foto, gambar maupun kata-kata seronok. Ia hanya ingin tahu apa yang dilakukan atau dibahas para LGBT di grup tersebut.

“Saya join pakai akun palsu. Ya lihat-lihat aja. Ternyata ada orang-orang aneh seperti itu di sekitar kita. Tapi sepertinya memang tidak semua membernya adalah akun asli, banyak yang palsu. Juga banyak yang dari luar Ponorogo atua bahkan dari luar negeri tapi orang Indonesia. Mungkin TKI iseng,” ujar bapak satu anak itu.

Lain dengan Sofie, gadis 21 tahun karyawan kontrak di salah satu dinas Pemkab Ponorogo ini mengaku jijik melihat cover dari grup ‘Gerakan Gay Ponorogo’ ini.

“Bukan sok suci lah, tapi apa gak takut dosa begitu itu. Kalau benar ada orang-orang seperti itu, bahaya nih. Bisa dikasih gempa dahsyat dan dikubur hidup-hidup sama Allah kita di sini, seperti kaum nabi Luth. Mereka yang maksiat kita dapat gempanya juga. Amit-amit,” ucap Sofie.[]

Advertisement
Advertisement