April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Pasien Terus Melonjak, IDI Khawatirkan Jawa Timur Lampaui Jakarta

2 min read

SURABAYA –  Media Asing Reuters menyoroti lonjakan drastis kasus Covid-19 yang terjadi di Jawa Timur.

Sebuah rumah sakit di kota Surabaya mengalami lonjakan pasien kasus virus corona, membuat pihak rumah sakit tak sanggup lagi menerima tambahan pasien.

Bahkan, dua rumah sakit rujukan pemerintah di Jawa Timur telah dibanjiri dengan pasien di tengah wabah virus corona yang menyebar dengan cepat melampaui pusatnya di ibukota Jakarta.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, Sutrisno menyebut, kondisi terkini jumlah pasien yang datang tidak sebanding dengan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit itu.

“Apa yang dapat kita amati adalah bahwa jumlah pasien dan jumlah tempat tidur tidak seimbang, Saya khawatir bahwa kasus di Jawa Timur akan sama dengan, atau melebihi Jakarta,” ujarnya seperti melansir rmol.id, Jumat 29 Mei 2020.

Juru bicara gugus tugas Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikser, membenarkan bahwa rumah sakit di kota itu telah dibanjiri pasien, tetapi sampai saat ini kondisinya masih terkendali.

“Kami bersyukur situasi di Surabaya masih terkendali, meskipun ada petugas medis yang telah terinfeksi, sehingga beberapa rumah sakit harus ditutup karena mereka tidak dapat menerima lebih banyak pasien,” katanya.

Menurut laporan Reuters, sejak 1 Mei, jumlah kasus di provinsi ini telah meningkat lebih dari 300 persen menjadi 4.313 pada hari Kamis, sementara kenaikan di Jakarta hanya lebih dari 60 persen, menjadi 7.001

Saat ini, kota Surabaya menjadi episentrum penyebaran di Indonesia. Para pakar kesehatan menyebut lonjakan terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pembatasan sosial.

Selain itu, munculnya kluster baru di sebuah sekolah berasrama Islam dan pabrik tembakau yang dikelola Philip Morris, menambah lonjakan angka kasus virus corona di kota berpenduduk sekitar tiga juta itu.

Tingginya lonjakan kasus di beberapa wilayah di Indonesia membuat negara terpadat keempat di dunia ini menjadi yang terparah di Asia Tenggara, dengan lebih dari 24.000 kasus.

Pakar kesehatan masyarakat khawatir penyebaran virus ke pelosok nusantara bisa membebani sistem layanan kesehatan.

Ketika Jawa Timur muncul sebagai hotspot penyakit baru setelah Jakarta, Presiden Joko Widodo memerintahkan agar pengujian ditingkatkan, termasuk penggunaan laboratorium bergerak (mobile laboratories). []

Advertisement
Advertisement