April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Psikolog : Anak-Anak yang Dekat Dengan Ayahnya, Lebih Pandai Mencari Pemecahan Masalah

2 min read

JAKARTA – Zaman sekarang, sosok seorang ayah sering terlibat langsung dalam mengasuh anak. Namun, tahukah sobat, jika anak dekat dengan sosok akan pintar dalam memecahkan masalah lohh Sobat.

Sebagai orangtua milenial, Sobat pasti selalu aktif mencari parenting tips dari internet. Lalu tumbuh kembang anak juga sering diunggah di media sosial. Serta punya rasa percaya diri tinggi dengan kemampuan parenting.

Psikolog Anak dan Keluarga Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd mengatakan, konon ayah generasi X lebih konvensional yang membuat mereka tidak mau banyak mengurus anak. Berbeda, ayah generasi milenial cenderung sering terlibat dengan anak.

“Ayah milenial senang punya banyak waktu dengan anaknya. Kalau anak yang dekat dengan ayahnya, risetnya punya problem solving lebih bagus,” ungkap Rosdiana mengutip dari Okezone.

Bukan itu saja, ketika si anak dekat dengan sosok ayah, cara berpikirnya pun lebih maju. Otomatis perkembangan IQ mereka juga lebih baik.

Sayangnya, di masa perkembangannya, generasi milenial akan menghadapi banyak tantangan. Nantinya si anak akan kurang berinteraksi sosial secara langsung, banyak lapangan kerja yang digantikan teknologi, hingga kualifikasi sumber daya manusia semakin tinggi.

Karena itu, ada tips yang bisa diterapkan orangtua milenial dalam mengasuh anak generasi alpha. Seperti apa saja?

 

  1. Berikan contoh perbuatan

Anak generasi alpha lebih senang diberikan contoh dalam berbuat. Mereka tidak suka diberikan nasihat, karena merasa cara belajarnya bukan dari “ceramah” orangtua.

  1. Berikan pengamalan terbaik

Selama mengasuh anak, jangan menuruti semua permintaannya. Misalnya, jangan sering dikasih uang atau mainan. Berikan pengalaman berharga untuk mereka, misalnya harus melakukan sesuatu sebelum meminta, supaya lebih memahami usaha-usaha kecil.

  1. Hidup harus seimbang

Berdasarkan riset, anak generasi alpha hidupnya seimbang. Mereka tidak hanya berkutat dengan gadget, melainkan juga senang main di luar ruangan. Paling tidak batasi anak untuk main gadget selama dua jam sehari. Sisanya, biarkan anak eksplorasi dengan mainan atau bersosialisasi dengan teman.

  1. Jangan bandingkan kemampuan anak dengan orang lain

Yang tak disadari oleh orangtua milenial adalah kerap membanding-bandingkan bakat serta tumbuh kembang anak dengan orang lain. Sebaiknya jangan lakukan hal ini karena dampaknya membuat anak lebih minder dan menghadapi masalah lain.

  1. Berikan contoh yang lebih adaptif

Biarkan anak-anak beradaptasi saat menemukan hal baru. Sebab kebiasaan mereka ini masih senang eksplorasi untuk mencari tahu hal baru. Cari referensi yang dipercaya, kemudian bermanfaat untuk anak. Jangan hanya sekadar mengajarkan teori saja, namun meninggalkan praktiknya. [KVN/Majalah Ayah]

Advertisement
Advertisement