April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Suara Pemilih dan Relawan Pemilu 2019 Mereka Berharap Presiden Terpilih Bawa Indonesia Lebih Baik

2 min read

HONG KONG – Meski harus mengantre panjang, antusiasme warga negara Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya terbilang luar biasa di Hong Kong. Hujan deras pun terbukti tidak menyurutkan niat para calon pemilih untuk tetap mengikuti antrean hingga bisa masuk ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Komentar positif antara lain dilontarkan Reno dan Steven, mahasiswa dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Hong Kong, yang ditemui Apakabar Plus sesaat setelah keluar dari ruangan TPS. ”Perasaan saya jauh lebih senang, karena saya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang berada di Indonesia. Meski di Hong Kong, saya bisa ikut menentukan pemimpin yang terbaik untuk negara kita,” ungkap Reno. ”Ekspetasi saya, Indonesia ke depan lebih better, lebih bagus, dan lebih maju,” tambahnya.

Senada dengan Reno, Steven juga mengungkapkan harapan kepada presiden terpilih dan rasa senangnya karena bisa memberikan hak suara di Hong Kong. ”Ini yang pertama bagi saya memilih dalam pemilu. Saya berharap, presiden terpilih bisa membawa Indonesia lebih baik. Indonesia adalah negara yang kuat. Kalau sumber daya kita digunakan dengan baik, alam dan manusianya, saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang lebih kuat dari negara-negara lain,” harap Steven.

Pelaksanaan pemilu di Hong Kong tentu tidak bisa berjalan dengan baik tanpa kerja sama banyak pihak. Salah satunya adalah hadirnya relawan dari kalangan pekerja migran Indonesia (PMI), yang dengan tulus membantu pelaksanaan pemilu. Seperti dilakukan Siti Muthmainah, PMI yang memutuskan menjadi relawan dan ditempatkan di TPS Stadion Queen Elizabeth, Wanchai.

PMI asal Blitar – Jawa Timur ini menyampaikan tanggapan terhadap animo WNI di Hong Kong yang sangat luar biasa. Sebagai relawan, selama menjalankan tugas ia memang mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan utama adalah ketika harus menenangkan calon pemilih yang sedang emosi. Wajar, selain mesti mengantre panjang dengan cuaca sangat tidak bersahabat, kondisi para calon pemilih itu umumnya capek, menahan lapar dan dahaga.

”Saya melihat antusiasme pemilih sangat luar biasa. Mereka sampai rela mengantre, kepanasan, kehujanan, kelaparan, dan mau menunggu sampai bisa masuk TPS,” tutur Siti. Siti pun berharap, lima tahun mendatang, saat kembali berlangsung pemilu, tidak ada lagi antrean yang terlalu panjang. ”Mungkin perlu ditambah lagi tempat untuk memilih. Selain itu, teman-teman sendiri juga mau sadar, karena dari kita (relawan) sudah menyosialisasikan pemilu selama satu tahun,” ujarnya.

Siti pun menyampaikan kisahnya selama satu tahun, ketika ia bersama teman-teman berusaha menyosialisasikan pemilu kepada PMI di Hong Kong. Ia mengaku sering ditolak, karena banyak PMI takut datanya disalahgunakan oleh relawan. (wijiati)

Advertisement
Advertisement