Sugiati Korban Penerlantaran Agency Itu Telah Berpulang Menghadap Illahi
HONG KONG – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Sugiati Binti Wagimin, asal Pundak V Kembang Nanggulan Kulon Progo, Yogyakarta dinyatakan meninggal dunia pada Kamis malam Jumat (08/11/2018), sekira pukul 23.30 di Our Lady Marrynold Hospital dikarenakan terjangkit kanker servick. Sugiati meninggalkan seorang anak laki-laki.
Sebelumnya Sugiati sempat dirawat di Queen Elizabeth Hospital Jordan, lantai 4 Blok A, no.9. Sugiati sempat bercerita kepada team ApakabarOnline.com saat mengunjunginya pada 10/10 di rumah sakit, ia mengatakan awalnya serin mengalami keputihan dan tidak pernah dihiraukan, ia hanya memikirkan kerja. Akhirnya ia merasakan kakinya sakit dan lambat laun kaki makin bengkak, tidak bisa aktifitas apapun, lalu dilarikan ke rumah sakit. Karena status Sugiati adalah over stay atau tidak mempunyai ijin tinggal di Hong Kong (HK).
Entah bagaimana saya tiba-tiba dibawa ke rumah sakit imigrasi, saya sudah lupa. Disana saya dirawat selama 1 bulan dan 3 minggu,sembuh sebentar lalu masuk lagi. Kira-kira mulai bulan Mei-Juli hingga sekarang dan di pindah di Queen Elizabeth ini, ungkap Sugiati. Saat itu kaki Sugiati dalam kondisi berat badan 40 kg dan kaki bengkak serta harus menggunakan selang jika kencing.
Ia juga sempat menceritakan bagaimana ia bisa sampai menyandang status paperan/Over Stay selama 7 tahun. Dengan lancar ia menceritakan bahwa sebenarnya tidak punya niat untuk menjadi penyandang paperan.
“ Saya di Hong Kong selama 10 tahun termasuk yang OS 7 tahun. Gara-gara agen JM yang kurang ajar itu. Aku dulu kan menjaga nenek, neneknya punya penyakit gila, di majikan ini sering berganti-ganti pembantu, ada yang satu bulan atau dua bulan sudah berhenti.” tutur almarhumah.
“Namun aku bisa bertahan sampai 8 bulan lalu break kontrak. Habis nge-break agen menyuruh untuk menunggu, dia janji mau mencarikan majikan, tapi dia menyuruhku untuk membayar dulu namun aku tidak mau membayar sebelum dapat majikan. “ lanjutnya.
Almarhumah menambahkan, dirinya meminta kepada agen untuk dicarikan majikan baru.
“Carikan aku majikan dulu baru aku bayar. Akhirnya aku tunggu di luar sampai dua minggu dan masa tinggal di Hong Kong sudah habis, agen itu malah menyuruhku mengambil dokumen ku termasuk pasport dan kontrak kerja lalu menyuruhku mencari majikan sendiri, apalagi aku harus membayar dulu untuk mengambil dokumenku itu.” sambungnya.
Kejadian tersebut, tentu membuat almarhumah Sugiati kalang kabut.
“Apa nggak kurang ajar agen itu, padahal waktuku sudah habis, uang juga sudah tidak punya, apalagi saat itu aku masih plonga plongo (tidak mengerti apa-apa), cari uang dimana-mana sudah tidak ada, waktu ijin tinggal juga sudah habis, mau cari majikan sudah tidak bisa, bingung rasanya saat itu pikiranku.. akhirnya jadilah yang seperti ini Over stay/paperan,” tutur Sugiati dengan tegas seakan tidak ada penyakit yang di deritanya.
“Hingga akhirnya terjangkit penyakit ini, dokter mengatakan sakit kanker servik walau sebenarnya aku tidak pernah berganti-ganti pasangan. Aku pasrah saja sama yang maha Kuasa jika jalan hidupku harus seperti ini, aku hanya ingin segera pulang bertemu anak dan keluarga, namun dokter mengatakan kalau aku sudah bisa duduk sendiri baru bisa pulang, tambah Sugiati penuh harapan.” tutur almarhumah pasrah.
Sugiati sempat titip pesan buat teman-teman sesama PMI, ”Makanlah makanan yang masih segar, jangan makan yang berlemak, jagalah kebersihan terutama mengenai organ kewanitaan, jika merasa keputihan jangan diremehkan,”
Almarhumah sempatmeminta di doakan untuk kesembuhannya di akhir perbincangan dengan jurnalis ApakabarOnline.com. [Emma]