23 PMI yang Pulang ke Ponorogo Positif Corona
PONOROGO – Sejak periode menjelang mudik lebaran, jumlah pekerja migran Indonesia asal Bumi Reyog Ponorogo yang pulang ke kampung halaman jumlahnya sudah ratusan. Sebagaimana daerah lainnya, Ponorogo pun juga melakukan beberapa langkah prosedural untuk menyambut datangnya warga kelas VVIP tersebut.
Hal tersebut dilakukan, sebagai langkah antisipasi jika pekerja tersebut membawa virus Covid varian baru dari luar negeri.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo, hingga sekarang tercatat ada 23 PMI yang positif Covid-19. Setelah didapati positif, satgas covid-19 langsung melakukan upaya penanganan. Yakni tata kelola untuk pasien positif seperti pada umumnya, jika yang bersangkutan bergejala, maka dilakukan isolasi di rumah sakit. Sedangkan yang tidak bergejala, dilakukan isolasi di rumah karantina kampung Reyog Kelurahan Tambakbayan.
“Dari ratusan PMI yang pulang ke Ponorogo, setelah hari ke-5 dilakukan swab PCR ulang, ada 23 yang hasilnya positif,” kata Kepala Dinkes Ponorogo drg. Rahayu Kusdarini, Senin (31/05/2021).
Mungkin banyak masyarakat yang bertanya-tanya, padahal sudah dilakukan swab tes PCR dua kali, saat akan pulang di luar negeri dan tiba di bandara Juanda dengan hasil negatif, namun saat di swab PCR ulang hasilnya positif.
Mengenai hal tersebut, Irin bisa menjelaskan. Sedari awal untuk orang dari luar negeri, penanganannya lebih ketat. Sebab dikahwatirkan mereka membawa virus varian baru dari negeri asalnya bekerja.
“Nah, virus varian baru ini, terdeteksi oleh PCR setelah hari ke-5 keatas. Makanya setelah tiba di daerah, menjalani isolasi 3 hari dan dilakukan tes swab PCR lagi,” katanya.
Pada swab ulang itu, bagi pekerja migran yang hasilnya negatif, juga tidak serta bebas. Mereka diarahkan untuk menjalani isolasi 14 hari di rumah. Setelah isoman selesai baru bisa berbaur dengan warga lainnya. Irin menyebut 23 pekerja migran yang positif itu, kemungkinan tidak terkena virus varian baru.
Sebab dari jumlah tersebut, semua CT value-nya, diatas 25. Sedangkan untuk CT Value dibawah 25 disinyalir merupakan virus varian baru, dan datanya akan diminta oleh Balitbangkes untuk diteliti.
“Saat ini belum ada CT value-nya yang dibawah 25,” katanya. []
Sumber Berita Jatim