500 Ribu Calon PMI Berstandart Internasional Disiapkan dari Program SMK go Global
2 min read
JAKARTA – Pemerintah resmi memulai Program SMK Go Global sebagai langkah strategis menyiapkan ratusan ribu pekerja migran Indonesia yang kompeten dan berdaya saing internasional.
Peluncuran (kick off) program tersebut dilakukan oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) A. Muhaimin Iskandar bersama Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin dalam rangkaian peringatan Hari Pekerja Migran Internasional (HPMI) 2025 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Program SMK Go Global ditargetkan mampu mencetak 500.000 pekerja migran lulusan SMA dan SMK yang siap bekerja di luar negeri, khususnya di sektor formal dengan standar internasional.
Dalam kesempatan yang sama, pemerintah juga melepas 1.035 pekerja migran Indonesia terampil yang akan ditempatkan di berbagai negara. Pelepasan ini menjadi bagian dari implementasi awal sekaligus contoh konkret pelaksanaan Program SMK Go Global.
“Ini adalah bagian dari langkah untuk mengejar target 500.000. Ini merupakan kick-off SMK Global, kick-off dari target 500.000 pekerja migran yang akan kita siapkan,” kata Menko Muhaimin.
Muhaimin menegaskan, keberangkatan 1.035 pekerja migran terampil tersebut merupakan model yang akan terus direplikasi ke depan, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat kualitas dan perlindungan pekerja migran Indonesia.
Ia juga memastikan koordinasi lintas kementerian akan diperkuat, terutama dengan Kementerian P2MI dan lembaga pendidikan vokasi, agar proses penyiapan pekerja migran berjalan sesuai standar global.
“Kami akan mendukung penuh langkah-langkah Kementerian P2MI dan lembaga pendidikan agar pekerja migran yang diberangkatkan benar-benar sesuai standar global, mendapatkan penghasilan yang layak, dan terlindungi,” kata Menko Muhaimin.
Sementara itu, Menteri P2MI Mukhtarudin menekankan bahwa peningkatan kualitas pekerja migran menjadi kunci utama dalam Program SMK Go Global. Upaya tersebut dilakukan melalui penguatan pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja internasional.
Menurut dia, transformasi pendidikan vokasi yang didorong pemerintah diarahkan untuk memastikan lulusan SMA dan SMK memiliki keterampilan, kompetensi, serta kesiapan kerja yang selaras dengan permintaan negara tujuan.
“Target 500.000 ini seluruhnya sektor profesional. Semuanya akan melalui vokasi, disiapkan skill dan kompetensinya, ditempatkan di sektor dan negara yang sesuai. Jadi antara pelatihan, kompetensi, dan penempatan itu match,” pungkasnya. []
