November 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Amalan Sunnah Saat Turun Hujan

4 min read

JAKARTA – Hujan adalah air yang diturunkan dari langit dan penuh keberkahan. Di antara keberkahan dan manfaat hujan adalah, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sangat memerlukannya untuk keberlangsungan hidup.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al Anbiya’ : 30).

Dilansir dari Liputan6.com, saat hujan datang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berusaha membasahi dirinya dengan air hujan.

“Waktu turun hujan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau buka imamahnya, lalu beliau buka sebagian bajunya, lalu membiarkan kepala dan badannya basah. Para sahabat bertanya ‘Ya Rasulullah kenapa?’ kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ‘Ini Air baru turun dari rahmat Tuhannya’,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.

Agar hujan menjadi berkah untuk kita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk melakukan beberapa amalan saat hujan turun. Dirangkum dari berbagai sumber, ini beberapa amalan sunnah saat turun hujan yang dianjurkan Rasulullah.

  1. Berdoa

Saat hujan, menjadi salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Oleh karena itu pada waktu tersebut kita dianjurkan untuk memperbanyak doa. Sebagaimana riwayat dari Ibnu Qudamah dalam Al Mughni, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

“Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan: Bertemunya dua pasukan, menjelang salat dilaksanakan, dan saat hujan turun.”

Kita boleh berdoa apa saja di waktu hujan. Namun, jangan lupa untuk tetap memperhatikan adab-adab dalam berdoa. Setelah hujan reda, kita juga dianjurkan untuk berdoa dan mengucap syukur pada Allah.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada pagi hari, di antara hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim). Nusantaramengaji.com

Tidak hanya berdoa karena hujan telah turun, Rasulullah berpesan untuk memanfaatkan hujan sebagai momen berdoa karena dalam rentang waktu itu termasuk saat-saat mustajab, beliau bersabda:

“Berdoalah di waktu mustajab, yaitu ketika perang berkecamuk, iqamah shalat, dan turunnya hujan.”

(Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr)

 

  1. Berwudhu dengan air hujan

Rasulullah menganjurkan kita untuk berwudhu dengan air hujan.

“Apabila air mengalir di lembah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.” (HR. Muslim, Abu Daud, Al Baihaqi, dan Ahmad).

Ibnu Qudamah mengatakan, ”Dianjurkan untuk berwudhu dengan air hujan apabila airnya mengalir deras.” (Al Mughni, 2/295).

 

  1. Bersyukur

Hujan merupakan salah satu bentuk rezeki yang Allah turunkan bagi seluruh makhluk-Nya yang ada di bumi. Mulai dari manusia, hewan, tumbuhan hingga tanah. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk bersyukur saat hujan turun, salah satunya dengan berdoa.

Sebagaimana hadis yang disampaikan oleh ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

”Nabi shallallahu ’alaihi wasallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari, Ahmad dan An Nasai).

 

  1. Tidak mencela hujan

Saat hujan turun, seringkali kita mecelanya karena banyak kegiatan kita yang harus tertunda. Seperti tak bisa pergi ke acara, atau pakaian tak bisa kering dan hal lainnya. Secara tidak langsung kita telah menyesali turunnya hujan. Padahal itu adalah keberkahan yang luar biasa.

Dikutip dari muslimah.or.id, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menasehati kita agar tidak menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam saat tidak mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

  1. Mengambil berkah dari air hujan

Rasulullah dan para sahabat sangat senang saat hujan turun, karena memang di dalamnya terdapat banyak keberkahan. Sebagaimana hadis berikut ketika beliau menyingkap bajunya hingga terguyur hujan.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Lalu Rasulullah menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian beliau bersabda,

“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.”

Imam An Nawawi dalam tafsirnya menjelaskan, “Makna hadis ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Rasulullah bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.”

Begitupun yang dicontohkan salah satu sahabat nabi bernama Ibnu ‘Abbas. Beliau berkata,

”Apabila turun hujan, beliau mengatakan, ”Wahai jariyah keluarkanlah pelanaku, juga bajuku”.” Lalu beliau membacakan (ayat) [yang artinya], ”Dan Kami menurunkan dari langit air yang penuh barokah (banyak manfaatnya).” (QS. Qaaf : 9)”

 

Hujan Adalah Air Terbaik

Pernyataan ini disampaikan Allah dalam Al Quran: “Wahai manusia apa pendapat kalian tentang air yang kalian minum? Apakah kalian yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Sekiranya Kami jadikan air hujan terasa asin lagi pahit, adakah kalian mampu mengubahnya menjadi air tawar? Mengapa kalian tidak mau mensyukuri nikmat Allah?.” (QS: Surat Al Waqi’ah: 68-70).

“Dialah Tuhan yang menurunkan hujan dari langit bagi kalian. Di antara air hujan itu ada yang menjadi minuman, ada yang menumbuhkan pepohonan, dan ada pula yang menumbuhkan rerumputan yang menjadi makanan bagi ternak kalian.” (QS: Surat An-Nahl : 10).

“Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.” (QS: Surat al-Furqan: 48).

Seperti telah kita ketahui, air hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin. Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah ditetapkan Allah.

Berdasarkan hukum ini, dari mana pun asalnya penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai dengan ketentuan Allah. Wallahu A’lam.  []

Advertisement
Advertisement